Piutang RSUD SMC Mencapai Rp 21 Miliar. dr. Iman: Cepat Lambatnya Pembayaran Tergantung Verifikator

- 21 Juli 2021, 19:06 WIB
RSUD Singaparna Medika Citrautama (SMC) Kabupaten Tasikmalaya.*
RSUD Singaparna Medika Citrautama (SMC) Kabupaten Tasikmalaya.* /kabar-priangan.com/ Aris Mohamad Fitrian/

KABAR PRIANGAN - Selama pandemi Covid-19, piutang RSUD Singaparna Medika Citrautama (SMC) Kabupaten Tasikmalaya diketahui naik cukup sugnifikan. Bahkan kini masih menyisakan dana sebesar Rp 21 miliar yang belum ditemukan.

klaim nilai tunggakan yang melonjak dalam salah satunya guna penanganan Covid-19 bahkan menjadi yang terbesar dibandingkan dengan penanganan penyakit lainnya.

Meski begitu, pelayanan kesehatan di RSUD Pemkab Tasikmalaya ini diyakini masih berjalan normal dan belum sampai mengganggu peforma.

Baca Juga: Penggantian Klaim Covid-19, Kemenkes RI Nunggak Rp 40 Miliar ke RSUD Dr. Soekardjo Tasikmalaya

"Untuk mengklaim pemerintah pusat ke rumah sakit SMC alhamdulillah kemarin sudah dibayar sampai bulan Pebruari. Jadi kita sekarang mengajukan pembayaran bulan Maret - April - Mei, 3 bulan. Nilainya sekitar Rp 21 miliar, itu belum dibayar, baru diajukan," jelas Direktur RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya, dr. Iman Firmansyah, Rabu 21 Juli 2021.

Nilai Rp 21 miliar ini pun dipastikan akan terus membengkak. Hal itu seiring pengajuan untuk bulan Juni dan Juli yang masih dalam proses pengungkit. Jika dirata-ratakan, setiap bulannya nilai beban piutang BPJS terhadap rumah sakit SMC tidak kurang dari Rp 7 miliar.

Dikatakan Iman, cepat atau lambatnya klaim pembayaran tunggakan tersebut tergantung dari verifikator rumah sakit dan verifikator BPJS.

Baca Juga: Pemkot Tasik Resmi Perpanjang PPKM Darurat, Penyekatan di Tasikmalaya Tetap Dilanjutkan

Jika di dua verifikator ini lancar, maka ketika diajukan ke Kementerian Kesehatan, biasanya prosesnya juga akan ikut lancar. Namun ketika saat ini diketahui banyak rumah sakit yang dipusingkan belum ada pembayaran, dikatakan, biasanya akibat masalahnya ada keterlambatan di verifikatornya.

Meski dengan nilai tunggakan yang sangat besar ini, namun dikatakan Iman, hingga kini belum menjadi kendala dalam pelayanan kesehatan. Untuk urusan selain penanganan Covid-19, masih ada upaya lain yang dapat mengatasi penanggulangan.

Hanya saja, untuk pengadaan Oksigen (O2) Iman mengaku sudah mulai kelabakan. Selain itu, jumlah pemakaian, kondisi pasokannya juga diketahui ikut terganggu secara nasional

Halaman:

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x