Network
KABAR PRIANGAN - Dalam menangani persoalan kasus HIV AIDS, tidak cukup hanya mengandalkan KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) maupun Dinas Kesehatan semata. Akan tetapi memerlukan juga kerjasama yang kompak antara pemangku kebijajan, akademisi, sektor usaha hingga elemen masyarakat.
Hal tersebut yang melatar belakangi bakal dicetuskannya deklarasi Pentahelix yang digagas Forum Masyarakat Peduli AIDS Jawa Barat.
Deklarasi yang dijadwalkan pada 28 Oktober ini bakal serentak dilakukan di 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat. Dimana tujuan akhirnya tiada lain menuju ending (berakhirnya) AIDS tahun 2030.
Baca Juga: Akibat Rem Blong, Dua Truk Logistik Pos Indonesia Alami Kecelakaan
Pengelola Program KPA Kabupaten Tasikmalaya, Sony Syarip Hanani, menjelaskan, jika deklarasi Pentahelix yang bakal dilakukan serentak se-Jawa Barat ini tiada lain untuk menyongsong tahun 2030 berakhirnya epidemi HIV AIDS. Komitmen ini bukan hanya gerakan KPA, akan tetapi juga memerluka dukungan dan kekompakan bersama.
"Ending epidemi HIV AIDS tahun 2030, kembali ke theee-zero. Dimana dengan tidak ada lagi temuan kasus baru HIV AIDS, tidak ada kematian ODA atau orang dengan HIV AIDS, serta tidak ada lagi stigma dan diskriminasi," jelas Sony, seusai mengikuti rapat virtual persiapan deklarasi, Kamis 21 Oktober 2021.
Setidaknya ada 5 komponen Pentahelix yang akan terlibat dalam deklarasi ini. Yakni unsur akademisi, bisnis, civil society, pemerintahan (goverment) dan media. Khusus kabupaten Tasikmalaya mereka yakni, STIKES Respati, PT. Hinidaiki, FSKG (Forum Silaturahmi Keluarga Gas), Yayasan Akses Indonesia (Yakin), Dinas Kesehatan, KPA Kab. Tasikmalaya, dan Kabar Priangan.
Maka ke lima komponen ini sangat berperan penting dalam menunjang suksesnya pencanangan Ending HIV AIDS tahun 2030.
Baca Juga: Pinjol Banyak Memakan Korban, Wabup Garut Minta Pemerintah Pusat Tegas
