Babak Baru Pembangunan Bendungan Leuwikeris, Aliran Sungai Citanduy di Ciamis Mulai Dialihkan

- 14 November 2021, 17:08 WIB
Seremoni pengalihan sungai (river diversion) Bendungan Leuwikeris yang digelar di Inlet terowongan pengelak  Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis, Jumat 12 November 2021.*
Seremoni pengalihan sungai (river diversion) Bendungan Leuwikeris yang digelar di Inlet terowongan pengelak Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis, Jumat 12 November 2021.* /kabar-priangan.com/Agus Pardianto

"Dengan adanya Bendungan Leuwikeris ini tentunya akan mengurangi debit banjir, juga bisa menyuplai air baku untuk air bersih di Banjar, Ciamis dan Tasikmalaya sebanyak 700 ribu-1 jutaan jiwa," ucapnya.

Sementara itu Wabup Yana mengatakan, dengan dilakukanya pengalihan river diversion aliran Sungai Citanduy ini diharapkan pekerjaan konstruksi utama bendungan dapat selesai sesuai dengan target yang direncanakan.

Baca Juga: Vaksinasi Lansia di Kota Tasikmalaya Digenjot Dua Hari Ini, Sebelumnya Wali Kota Ultimatum Camat dan Lurah

"Insya Allah rencananya tahun 2023 Bendungan Leuwikeris sudah dapat diresmikan dan dimanfaatkan airnya oleh masyarakat Kabupaten Ciamis khususnya, dan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya serta Kota Banjar," ucap Yana

Dituturkan Yana, Kabupaten Ciamis khususnya Kecamatan Lakbok dan Purwadadi merupakan salah satu daerah lumbung padi di Jawa Barat dan nasional. 

Bendungan Leuwikeris ini diharapkan dapat menyuplai air irigasi khususnya daerah irigasi Lakbok Utara dengan luas areal 6.600 hektare dan daerah irigasi Lakbok Selatan dengan luas areal 4.600 hektare.

Baca Juga: Tak Ada Penambahan Kasus Baru, Pasien Covid-19 di Sumedang Tersisa 6 Orang

"Sehingga dengan adanya Bendungan Leuwikeris ini diharapkan dapat menyuplai air irigasi di kedua kecamatan tersebut serta dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya," tutur Yana.

"Dengan begitu tentu dapat membantu masyarakat petani di daerah tersebut dalam meningkatkan intensitas tanam padinya, jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali bertanam dalam satu tahun," katanya, menambahkan.

Selain itu, tambah Yana, manfaat lain yang didapat yaitu tersedianya air baku ketika musim kemarau, menjadi destinasi pariwisata, sebagai sumber daya listrik bagi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) serta bisa menjadi kawasan konservasi air tanah dan perikanan.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah