KABAR PRIANGAN - Adanya dugaan kekerasan penganiayaan saat kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMA Negeri 1 Ciamis, membuat sejumlah orangtua siswa yang tidak menerima kejadian tersebut melaporkan kasus itu ke Polres Ciamis, Rabu 12 Januari 2022.
Diketahui, salah seorang korban penganiayaan yang merupakan siswa kelas X sekolah tersebut, mendapatkan perawatan di RSUD Pandega Pangandaran karena pingsan. Sedangkan seorang lagi harus berobat di RSUD Ciamis.
Salah satu orangtua siswa, Aa Mamay (51), warga Kertasari, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, mengatakan, anaknya yang dianiaya dalam kegiatan Pramuka SMAN 1 Ciamis adalah PJ (16). Ia mengetahui hal itu pada Minggu 9 Januari 2022 sekitar pukul 09.00.
Baca Juga: Hasil Laboratorium, Santan Penyebab Keracunan Puluhan warga Garut
Ketika itu wajah korban dalam kondisi bonyok dan lebam kiri kanan. Awalnya, anaknya masih menutup diri dan mengaku terluka karena jatuh. Setelah dilakukan pendekatan akhirnya sang anak mengutarakan kejadian sesungguhnya.
"Saat anak saya pulang pada hari minggu, katanya jatuh. Tetapi malah meminta bantu untuk menolong temannya (Fr) yang pingsan di Lembur Balong depan SMAN 1 Ciamis. Langsung saja saya dengan Wakasek Humas dan pembina Pramuka mendatangi tempat tersebut," kata Mamay.
Mereka pun membawa korban Fr ke IGD RSUD Ciamis. "Setelah itu, baru anak saya mau menceritakan bahwa dirinya mendapatkan penganiayaan atau kekerasan dalam kegiatan Pramuka di sekolahnya," ucap Mamay.
Baca Juga: Aksioma Tuntut Kasus Dugaan Suap Pengesahan APBD Kota Banjar 2017 Diusut Tuntas
Diceritakan Mamay, sehari sebelumnya, Sabtu 8 Januari 2022, sekitar pukul 08.00 anaknya pamitan dan bilang kepada ibunya, Rukaesih, hendak melakukan latihan pasukan tongkat (Paskab) Pramuka. Hingga pukul 21.00 anaknya belum juga pulang sehingga membuat resah.