Kabid Ketahanan Pangan Dinas K2PP Kota Tasikmalaya Enung Nurteti mengatakan, terkait tingginya harga minyak goreng di pasaran pihaknya belum bisa melakukan upaya menekan harga minyak salah satunya dengan melakukan operasi pasar.
"Ya di Kota Tasikmalaya atau di tingkat pemerintah daerah belum ada operasi pasar. Kami belum mendapatkan kabar dari Dinas Perdagangan Jawa Barat untuk operasi pasar, bahkan tadi saya ke Bulog juga belum ada," katanya.
Baca Juga: Kasus Dugaan Penganiayaan Ekskul Pramuka SMAN 1 Ciamis, Mabicab Pramuka Ciamis: Saya Mengutuk Keras!
Nunung membenarkan, dari hasil pemantauan di lapangan harga minyak goreng curah di pasaran sudah di Rp 20.000 per kg. Sedangkan yang kemasan Rp 20.000 per liter. Kenaikan harga minyak di pasaran terjadi secara global karena bahan bakunya memang sedang naik.
"Harus ada kebijakan subsidi dari pusat. Kalau pemerintah daerah yang menanggung subsidi, tak akan mampu," kata Nunung.
"Memang untuk di pusat sudah ada subsidi, tapi untuk di daerah belum ada kejelasan. Jadi masyarakat harus sabar dulu karena kami menunggu kebijakan pusat. Daerah tak bisa menentukan," katanya.
Baca Juga: Ini Profil Abdul Gafur Mas’ud, Bupati Penajam Paser Utara yang Ditangkap dalam OTT KPK
Sementara itu, Kepala Dinas KUMKM Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya Firmansyah mengaku kaget dengan tingginya harga minyak di pasaran. Soalnya, sejauh ini ketersediaan minyak goreng di tingkat distributor maupun suplier masih aman.
"Stoknya sebenarnya banyak baik di distributor maupun suplier, tapi kenapa jadi mahal. Kalau barangnya tidak ada itu wajar naik," kata Firman.
Disinggung apakah ada indikasi penimbunan, kata firman, pihaknya tidak bisa menduga-duga karena harus ada pengkajian dan penelitian yang jelas dan kuat.