Galih menuturkan, luasan lahan yang bisa dinikmati pengunjung lebih dari 2 hektare dengan tambahan pemandangan sampai 6 hektare berupa hamparan sawah, kebun dan alam yang hijau.
Baca Juga: Masyarakat Garut Diimbau Tidak Membeli Migor Secara Berlebih
"Sebagian tanah keluarga kita manfaatkan, sebagai orang Cibiuk juga anak petani melihat peluang konsep wisata outdoor ini cukup menjanjikan, apalagi setelah covid perilaku orang berubah, dimana wisata outdoor lebih diminati," ucapnya.
Menurut Galih, kelebihan lokasi wisata Antapura De Djati ini memiliki kontur tanah yang berlevel, secara sekilas mirip nuansa tempat wisatanya Ubud di Bali.
"Untuk pengembangan wisata ini kita juga kerjasama dengan petani lokal, dimana kita menyewa lahan untuk dilihat pemandangannya, tidak merusak, tidak membuat bangunan di area sawah, justru kita sewa ambil viewnya, sementara untuk hasil padi di lahan yang kita sewa dikembalikan ke petani semuanya, mau dijual atau dimanfaatkan diserahkan ke petani," katanya.
Baca Juga: HKTI Dorong Bupati Garut Maju di Pilgub Jabar 2024, Rudy: Saya Siap
Dikatakan Galih, wisata spot selfi ini juga dilengkapi area taman, wahana outdoor seperti sepeda gantung, big swing, spot foto balon udara yang dilengkapi dengan resto dan coffee shop.
"Jadi pengunjung kesini tidak hanya menikmati pemandangan, tapi juga bisa sambil makan dan ngopi," katanya. Antapura De Djati juga melakukan kolaborasi dengan pihak sekolah, dimana lokasi wisata tersebut juga sekaligus menjadi lab untuk belajar jurusan marketing, tata boga, hingga komputer. ***