Pada tahun 1968, salah seorang seniman di Tanjungkerta mencoba untuk memadukan Seni Terbang dan Ketuk Tilu, menjadi sebuah kesenian baru yang diberi nama dengan sebutan Seni Bangreng.
Dalam perjalanannya, kata Apih Tatang, kesenian ini memang berkembang dengan sangat cepat dan mendapat respon positif dari masyarakat.
Sehingga tidak heran jika saat itu, kesenian Bangreng ini banyak diminati oleh masyarakat Sumedang.
Baca Juga: 15 Ucapan Lucu Hari Valentine yang Bikin Ngakak, Cocok untuk Dibagikan di Media Sosial
"Sejak tahun 1970-an sampai tahun 2000, Seni Bangreng ini sempat mengalami masa kejayaan hampir setiap acara hajatan pernikahan di wilayah Sumedang bagian utara, pasti menampilkan Seni Bangreng," ujarnya.
Namun seiring perkembangan jaman, kesenian tersebut kini perlahan mulai ditinggalkan. Pasalnya, hampir setiap acara hajatan kebanyakan warga kini lebih memilih live musik dangdut dan organ tunggal ketimbang Seni Bangreng.***