KAI melakukan rangkaian uji coba serta trial and run, dan akan terus dilakukan agar dapat segera dilakukan tahapan operasional secara komersial untuk masyarakat umum.
KAI baru akan menjalankan jalur Cibatu - Garut setelah mendapatkan izin operasional dari Kementerian Perhubungan, karena KAI sangat memperhatikan unsur keselamatan dalam hal operasionalnya.
KAI telah memulai reaktivasi jalur Cibatu - Garut sejak 2018. Di samping jalur kereta api, KAI juga membangun kembali 3 stasiun yang dilewati yaitu Stasiun Pasirjengkol, Wanaraja, dan Garut.
Pada proses reaktivasi ini, KAI tetap menjaga kelestarian aset yang menjadi bagian dari sejarah Kabupaten Garut tersebut. Misalnya pada pembangunan Stasiun Garut, KAI masih menjaga keaslian bentuk bangunannya.
Joni Martinus juga mengungkapkan untuk mengakomodir pelanggan dengan jumlah yang lebih besar, maka KAI juga membangun Gedung baru yang lebih megah dan modern di Stasiun Garut.
Baca Juga: Tiga Calon Rektor Unsil Tasikmalaya Dites Lima Pejabat Strategis Kemendikbud Ristek
Tidak hanya itu, untuk menunjang kenyamanan pelanggan, Stasiun Garut dilengkapi dengan ruang VIP, ruang laktasi, pos kesehatan, ruang keamanan, area bermain anak, masjid, dan fasilitas lainnya.
Sebelumnya, KAI telah meresmikan Masjid Al-fattah yang didirikan di Stasiun Cibatu pada April 2021.
“Reaktivasi jalur kereta api Cibatu - Garut juga diharapkan semakin memaksimalkan potensi wisata di wilayah Garut. Sehingga perekonomian masyarakat Garut akan kembali pulih dan terus meningkat,” pungkas Joni.***