Yusuf juga menegaskan, bahwa kebocoran tersebut bukan dari pihaknya, namun dirinya tak menampik adanya oknum yang bermain.
"Di parkir itu banyak peluang, banyak ‘lolongkrang’ untuk mendapatkan itu, karena kita tidak punya alat untuk mengontrol pendapatan dari parkir. Dulu pernah ada, tapi tidak berjalan efektif," katanya.
Makanya ujar Yusuf, pihaknya selalu mengevaluasi seluruh pendapatan, termasuk didalamnya retribusi parkir. Sehingga pihaknya melakukan rehabilitasi dengan melakukan penggantian kepala UPTD.
"Kita bisa memanfaatkan aplikasi yang ada, agar kebocoran retribusi parkir dapat diminimalisir. Pada dasarnya petugas parkir itu ditarget, hanya saja potensi dari parkir, pihak dinas belum melakukan pendataan berapa potensi retribusi parkir yang sebenarnya," ujarnya.
Jadi kalau dikatakan kebocoran kata Yusuf mungkin saja, misal petugas lapangan ditarget Rp 50 ribu perhari, sementara pendapatan mereka Rp 200 ribu.
Mungkin itu lah yang disebut kebocoran, terlalu banyak bocornya daripada setorannya.
"Dan ini yang harus kita perbaiki, termasuk dengan management yang di UPTD Parkir kita perbaiki,” katanya.
Apalagi menurut Yusuf, tahun ini jalur HZ dan Cihideung akan ditata, termasuk dengan parkirnya.