Karena pembatasan tersebut, tambah Robi, para pedagang sering mendapat daging sapi yang tak sesuai keinginannya. Ia mengungkapkan, pernah mendapat bagian daging kaki sapi yang kondisinya tak layak konsumsi. Sehingga mau tidak mau harus dibuang.
"Sebelum dijual pasti barangnya kami periksa dulu. Pasti dipisahkan mana yang layak dan tidak. Kami juga tak mau ambil risiko jual daging jelek karena bisa merusak nama baik jongko kami," ujar Robi.
Baca Juga: Jadwal Sholat dan Imsak di Wilayah Priangan Timur untuk Sabtu 21 Mei 2022
Sehingga, kata dia, walau ada wabah PMK ia memastikan daging sapi yang dijual para pedagang daging sapi di Pasar Cikurubuk kondisinya baik dan layak dikonsumsi. Sebab, semua sapi yang dipotong di RPH kondisinya sudah dipastikan sehat.
Karena itu, masyarakat diminta tak perlu terlalu khawatir untuk membeli daging sapi di pasar. "Soalnya daging di pasar ini semua dipotong di RPH. Pemotongan di RPH itu cukup ketat," kata dia.
Disinggung stok sapi untuk kebutuhan daging di pasar, menurut Robi, saat ini masih mencukupi. Ia menambahkan, saat ini juga terdapat penurunan permintaan daging sapi di pasar. Namun penurunan itu disebabkan daya beli masyarakat sedang menurun, bukan karena ada wabah PMK.
Padahal, pemintaan daging sempat tinggi pascalebaran karena ada libur panjang. Banyak wargat di Kota Tasikmalaya yang menggelar hajatan pada momen itu. Sementara saat ini, momen libur panjang sudah lewat.
Aktivitas anak sekolah yang kembali masuk juga dinilai memengaruhi turunnya permintaan daging sapi di pasar. Apalagi, harga daging sapi di Pasar Cikurubuk masih relatif tinggi yaitu Rp 140.000 per kilogram. "Saya sehari rata-rata potong sapi dua ekor. Tapi sekarang satu ekor," kata Robi.
Pedagang daging sapi lainnya, Nonong (65), mengaku adanya wabah PMK saat ini belum terlalu berpengaruh terhadap permintaan daging sapi di Pasar Cikurubuk. Stok daging sapi juga dinilai masih aman.