"Biasanya bencana yang disebabkan musim kering yang terjadi adalah kekeringan yang akan terjadi di titik-titik wilayah kekeringan yang sudah biasa terjadi,” katanya.
Di Kota Tasikmalaya sendiri lanjut Ucu, beberapa titik menjadi wilayah rawan bencana kekeringan yaitu di Kecamatan Tamansari, Kecamatan Kawalu, Kecamatan Cibereum dan Kecamatan Purbaratu.
"Ditambah beberapa wilayah eks kotif seperti Kecamatan Cihideung, Tawang dan Cipedes," juga termasuk rawan dikarenakan wilayah padat penduduk.
Ucu menambahkan, pada tahun 2019 terjadi kekeringan di Kota Tasikmalaya yang cukup panjang atau hampir tujuh bulan sehingga hampir seluruh kecamatan di Kota Tasikmalaya terdampak.
"Waktu itu kita menghabiskan 8 juta liter air lebih untuk mengcover kekurangan air bersih di wilayah Kota Tasikmalaya," ujarnya.
"Mudah-mudahan kalaupun terjadi musim kering pada tahun 2022 ini diharapkan tidak akan separah tahun 2019," katanya menambahkan.
Pihaknya juga lanjut Ucu, dalam rangka mengantisipasi kekurangan air bersih saat terjadi musim kering, selalu mengedukasi masyarakat dengan melakukan berbagai pola ansipasi.
“Seperti menyiapkan embung-embung tempat penampungan air, membuat biopori diberbagai tempat yang pernah dilanda kekeringan. Dan itu harus dilakukan oleh seluruh masyarakat," katanya.