Sementara itu, Ketua P2APC Otong Komara mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Ciamis dan BI Perwakilan Tasikmalaya. Ia mengaku pada saat pandemi Covid-19, para peternak nyaris gulung tikar, namun kini berangsur bangkit berkat pendampingan Dinas Peternakan dan BI.
"Ke depan semoga lebih solid dan lebih bersinergi untuk mengawal kami para peternak," ucapnya.
Otong menyebutkan adanya pabrik pakan ini bisa menjadi solusi peternak yang selalu terkendala dengan harga pakan. Dengan produksi 40 ton per hari diperkirakan akan sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan peternak di Kabupaten Ciamis.
"Bahan bakunya banyak. Tepung daging, tepung tulang dan jagung. Jagung sementara ini karena musim panen harganya Rp 4.000 sampai Rp 4.500 per kilo. Kebutuhan jagung sebelum pandemi itu sampai 50 ton, namun sekarang turun 10 persen untuk populasi 700.000 ekor ayam," kata Otong.
Otong menyebutkan, harga telur di tingkat peternak saat ini Rp 29.000 per Kg. Sedangkan di pasar Rp 31.000-Rp 32.000/Kg. Hal ini karena permintaan yang meningkat. Adapun program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) dari pemerintah menjadi salah satu faktor meningkatnya permintaan.
"Sebetulnya untuk program BPNT termasuk di Ciamis itu bisa dikatakan musiman. Tapi itu tidak prioritas, kami lebih ke pasar supaya harga lebih stabil. Harga naik itu karena permintaan banyak sehingga kami cenderung mengutamakan pasar," ucapnya.*