Termasuk juga karyawan toko yang berada di kawasan Cihideung, juga kesulitan untuk bisa pulang setelah toko tutup karena tertahan oleh padatnya pengunjung.
Keluhan lainnya pun datang dari pemilik toko yang menjual pakaian. Penyebabnya, di acara Festival Cihideung tersebut banyak pedagang kuliner yang menjual menu bakar-bakaran, seperti sosis bakar dan lainnya.
Rupanya, asap dari bakar-bakaran itu masuk ke dalam toko dan membuat baju yang dijual menjadi bau asap bakaran makanan. “Baju jualan kami jadi bau asap,” keluh pemilik toko pakaian.
“Termasuk juga banyak pedagang yang membawa soundsistem sendiri dan membunyikannya keras-keras di stand mereka. Sehingga seperti terjadi perang sound sistem, sehingga membuat kami tidak nyaman,” katanya.
Minta dievaluasi
Warga yang berada di sekitar kawasan Cihideung, termasuk para pemilik toko mengaku tak keberatan dengan adanya konsep Festival Cihideung ini.
Baca Juga: Intip Resep Tempe Katsu Saus Asam Manis Pedas, Wajib Coba Rasanya Seenak Ayam!
Bahkan mereka mendukung penuh program-program pemerintah ini. Hanya saja menurutnya, konsepnya perlu dievaluasi.
“Karena kawasan Cihideung ini bukan tempat yang tepat buat konser musik. Mungkin kalau di Dadaha, ya bisa konser musik. Tapi kalau di Cihideung, lebih tepatnya mungkin semacam akustikan,” kata dia.