Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Baliho APK Milik Sejumlah Tokoh di Pangandaran Mulai Ramai hingga Pelosok Desa
Ketika Inggris menguasai Jawa tahun 1815, Banjar masuk wilayah Sukapura atau Tasikmalaya bersama dengan Ciamis di bawah perintah Gubernur Jendral Sir Thomas Stamford Bingley Raffles.
Tahun 1936, Banjar kembali bergabung dengan wilayah Ciamis pada masa pemerintahan Bupati Raden Tumenggung Sunarya. Pada masa itu Banjar tumbuh pesat menjadi kota transit karena letaknya yang strategis, berada di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Hingga akhirnya pemerintah Hindia Belanda menjadikan Banjar sebagai wilayah Kawedanaan pada tahun 1941, meliputi Banjar, Cisaga, Rancah, dan Cimaragas.
Kemudian melalui Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 1991 tentang Pembentukan Banjar Kota Administratif yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 2 Maret 1992, Banjar secara resmi menjadi kota administratif (kotif).
Dilansir dari laman resmi banjarkota.go.id, Kamis, 17 Februari 2023, perubahan status kota dengan slogan Kota Idaman tersebut dari wilayah Kewadanaan menjadi Kota Administratif karena melihat pentingnya pengaturan dan pembinaan pemerintah, pembangunan, dan kemasyarakatan secara khusus. Adapun slogan Idaman merupakan akronim dari Indah, Damai, dan Mandiri.
Melihat perkembangan dan kemajuan Kota Banjar secara geografis, sosilogis, dan demografis begitu pesat, sehingga memerlukan peningkatan pelayanan dan pengaturan dalam menyelenggarakan pemerintahan.