Kasus Pernikahan Dini dan Kekerasan Seksual di Garut Masih Tinggi

- 14 Maret 2023, 21:09 WIB
Anak muda Garut mengikuti diskusi merumuskan gagasan solutif dalam rangka meningkatkan partisipasi anak muda dalam pembangunan dan perumusan kebijakan publik di Kabupaten Garut. Salah satu upaya pencegahan maraknya kasus pernikahan dini, kekerasan seksual,  serta kesehatan reproduksi.
Anak muda Garut mengikuti diskusi merumuskan gagasan solutif dalam rangka meningkatkan partisipasi anak muda dalam pembangunan dan perumusan kebijakan publik di Kabupaten Garut. Salah satu upaya pencegahan maraknya kasus pernikahan dini, kekerasan seksual, serta kesehatan reproduksi. /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Angka kasus pernikahan dini dan kekerasan seksual di Jawa Barat termasuk wilayah Garut saat ini masih terbilang tinggi. Hal ini menjadi perhatian berbagai kalangan, salah satunya Yayasan Semak (Soidaritas Masyarakat Anak) yang intens melakukan berbagai upaya pencegahan dengan melibatkan berbagai kalangan.  

Salah satu langkah yang dilakukan yayasan yang bergerak dalam bidang atau isu tentang anak dan perempuan khususnya dalam pendidikan dan pemenuhan hak dasar ini yaitu dengan menggelar kegiatan diskusi tentang pencegahan kekerasan seksual dan perkawinan anak.

Kegiatan yang dilaksanakan di ballroom Hotel Harmoni Garut ini melibatkan kalangan muda yang berasal dari sejumlah komunitas yang ada di Kabupaten Garut.

Baca Juga: SMAN 8 Garut Terdampak Pembangunan Tol Getaci, Guru dan Orang Tua Siswa Resah

"Diskusi kali ini kita laksanakan untuk merumuskan gagasan solutif dalam rangka meningkatkan partisipasi anak muda dalam pembangunan dan perumusan kebijakan publik di Kabupaten Garut. Ini merupakan salah satu upaya menekan tingginya angka kasus pernikahan dini dan kekerasan seksual," kata Direktur Yayasan Semak, Rina Nurhayati, Selasa, 14 Maret 2023.

Ia menilai, peran anak muda di suatu daerah sangat penting terhadap upaya pencegahan pernikahan dini dan kasus kekerasan seksual. Hal inilah yang menjadi pertimbangan diskusi kali ini melibatkan kalangan muda yang berasal dari berbagi komunitas.

Selain membahas tentang pernikahan dini dan kekerasan seksual, imbuh Rina, dalam diskusi juga dibahas terkait masalah kesehatan reproduksi yang juga tak kalah pentingnya.

Baca Juga: Pemkab Garut Intensifkan Vaksinasi Difteri di Pangatikan

Kegiatan upaya pencegahan yang dilaksanakn di Garut ini bukan untuk yang pertama kalinya kan tetapi sudah dilaksanakan sejak tahun 2021 lalu dengan dukungan Rutgers Indonesia.

Disampaikannya, tujuan kegiatan ini juga untuk mengembangkan program-program berbasis peran anak muda di Kabupaten Garut.

Dengan program ini juga diharapkan bisa mendorong adanya peran anak muda dalam menciptakan gagasan untuk memperbaiki kondisi mereka di Kabupaten Garut yang saat ini minim pemahaman khususnya soal kesehatan reproduksi.

Baca Juga: Sekda Garut Angkat Bicara Terkait Kejelasan Status 27 Guru PPPK

"Kami juga mendorong kalangan muda di Garut dalam preventif pencegahan serta meningkatkan pengetahuan mereka tentang bagaimana mencegah pernikahan dini, hamil di luar nikah, termasuk juga kesehatan reproduksi," ucapnya.

Rina juga menuturkan saat ini pihaknya juga telah menjalin kerjasama dengan Pemkab Garut dalam upaya membangun kesadaran tentang kesehatan reproduksi bagi siswa sekolah menengah pertama (SMP)

Untuk saat ini baru sekolah di dua kecamatan yang mendapat ekstra kulikuler tersebut, yakni di Kecamatan Banyuresmi dan Tarogong Kaler.

Baca Juga: Heboh Video Penampakan di Rumah Pinggir Makam Panyireupan Garut

Edukasi menurut Rina diberikan kepada siswa kelas tujuh dan delapan dalam bentuk ekstra kulikuler yang diharapkan saat mereka naik ke jenjang berikutnya, mereka sudah memiliki pengetahun tentang kesehatan reproduksi dan selanjutnya bisa menularkan ilmunya kepada teman sebaya mereka.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Nurdin Yana, mengatakan isu perlindungan anak dan perempuan saat ini menjadi perhatian penting bagi Pemkab Garut.

Ia pun menyambut baik adanya kerjasama dengan pihak Yayasan Semak yang merupakan langkah konkrit terkait keberpihakan Pemkab Garut terhadap perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: SK Pengangkatan PPPK Dibatalkan, Guru Honorer di Garut Curhat ke DPRD Jabar

"Kami nilai kerjasama seperti ini sangat penting sebagai salah satu upaya melindungi anak dan perempuan agar tudak sampai menjadi korban kekerasan seperti yang selama ini banyak terjadi. Mudah-mudahan langkah ini bisa menjadi salah satu solusi sehingga bisa menekan atau bahkan mencegah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Garut," ujar Nurdin Yana.***

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x