Undang menyatakan, selama ini sistem satu arah merupakan cara yang paling ampuh untuk mengatasi terjadinya kepadatan di jalan nasional. Hal ini diberlakukan ketika terjadi kepadatan dari arah Bandung menuju Tasikmalaya maupun sebaliknya.
Baca Juga: Targetkan Kemenangan Anies Baswedan, Koordinator Nasional Koalisi KIB Bentuk TPES 5O di Garut
Untuk puncak arus mudik Lebaran tahun ini, kata Undang, diprediksi akan terjadi pada tanggal 19-20 April. Di dua hari tersebut, arus kendaraan dari arah Bandung menuju Tasikmalaya yang melintasi wilayah Garut diperkirakan akan sangat membludak.
Hal ini menurut Undang tentu harus menjadi perhatian. Pihaknya bersama petugas dari instansi lainnya akan mengerahkan anggota agar siap siaga di setiap pos untuk melakukan pengamanan.
"Petugas akan disiagakan penuh di pos-pos yang telah kami siapkan di sepanjang jalur mudik. Mereka akan siap melakukan pengamanan dan tindakan cepat jika terjadi hambatan arus kendaraan yang berpotensi menimbulkan kemacetan," ucap Undang.
Baca Juga: Tabrakan Mobil dan Sepeda Motor di Jalur Garut-Bandung, Dua Orang Luka Berat
Menyikapi adanya potensi kemacetan di jalur mudik akibat adanya pasar tumpah di sejumlah titik, diakui Undang hal ini pun menjadi perhatian khusus pihaknya. Sebagai langkah antisipasi, pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah di antaranya pemberlakuan pembatasan jalan.
Selain itu, tambahnya, ada juga langkah lainnya yaitu dengan membuat titik penyebrangan dengan tujuan masyarakat tidak sampai menyebrang sembarangan dan bisa menghambat kelancaran lalu lintas.
Lebih jauh Undang menerangkan, di sepanjang jalur mudik selatan Jabar yang masuk wilayah Garut, sedikitnya ada 3 pasar tumpah yakni di Bandrek, Lewo, dan Malangbong.***