Pasca amblasnya jalan tersebut, memang sudah ada rencana alternatif lain, yakni dengan mengaktifkan kembali jalan tempo dulu, sebelum dibangun jembatan pada tahun 2016, yaitu Cekdam Cidugaleun.
Hanya saja, Suhardi mengatakan, jalan sementara Cekdam Cidugaleun memiliki resiko. "Masyarakat diminta tidak melewati jalur itu hingga malam hari," ujar Suhardi.
Suhardi menyebut, cekdam tersebut sudah bisa dilalui oleh masyarakat, karena sejak Senin pagi sudah dilakukan pengerukan dan pembenahan jalan cekdam. Upaya tersebut hanya sementara, sebelum ada perbaikan jalan utama yang mengalami ambles.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Tasikmalaya, Fuad Azis menyatakan, Jembatan Cidugaleun dibangun sejak tahun 2016 dengan aggaran dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Saat ini, ketika jalan menuju jembata ambles, salah satunya jalan untuk ases masyarakat yakni dengan mengaktifkan kembali Cekdam Cidugaleun.
"Kemarin itu penyebabnya karena ada saluran-saluran air di bawah jalan sehingga pondasi tergerus dan mengkibatkan badan jalan ambles. Hari ini kami akan melakukan pengerukan lobang agar air mengalir melalui lobang-lobang di bawah bendungan cekdam dan tidak melewati bagian atas," kata dia.
Menurut dia, jalan tersebut memang memiliki resiko ketika air sungai meluap dan badan cekdam tidak bisa dilewati. Namun karena tidak ada lagi jalan, sebelum adanya perbaikan jalan yang ambles, maka pihaknya menyiapkan cekdam lama sebagai jalan darurat.***