“Kami telah melakukan kontak dengan korban dan akan melakukan assessment serta melakukan pendampingan terhadap korban,” kata Rina.
Seperti diketahui, dunia pendidikan di Kota Tasikmalaya kembali gaduh setelah ada postingan di media sosial dari orangtua siswi di salah satu SMA Negeri di Kota Tasikmalaya yang menyebutkan bahwa anaknya menjadi korban kekerasan seorang siswa teman sekolahnya.
Postingan berupa curhat dari seorang perempuan yang mengaku ibu dari siswi tersebut mengutarakan kekesalan karena anaknya menjadi korban kekerasan seorang siswa teman sekolahnya.
Baca Juga: Kisah Pelaku UMKM Kuningan. Hampir Gulung Tikar, Diversifikasi Usaha Membuatnya Bertahan
Hal yang membuatnya merasa terdzalimi, karena perlakuan pihak sekolah dirasakan tidak adil dalam memperlakukan kasus yang menimpa anaknya. Sang anak yang menjadi korban kekerasan, justru tak mendapatkan perlindungan dari sekolah.
Anak perempuan ini mengalami luka di bagian pelipis mata sebelah kiri dan mengalami luka lebam di tiga titik bagian tubuhnya.
"Anak wanita saya menjadi korban kekerasan (pemukulan) dari siswa laki-laki bernama Ar**. Saya heran dengan pihak sekolah SMA Negeri Kota Tasikmalaya kenapa tidak melakukan perlindungan terhadap korban wanita dan cenderung membela pelaku?," tulis akun instagram @joelianaaaaa, dikutip Kabar Priangan, Minggu, 21 Mei 2023.
“Dan keheranan saya terjawab hari ini, anak saya dipanggil ke ruangan guru oleh pihak sekolah dan orangtua pelaku. Menurut saya pertemuan hari ini sudah tidak fair, pelaku (ortu) vs korban (anak),” tulisnya.
“Kesimpulan yang saya terima dari rekaman anak saya selama pertemuan, ternyata orangtua pelaku merupakan orang berpengaruh dan pejabat di Inspektorat Jenderal Kemendikbud. Bagi saya ini pertemuan nggak fair, karena didalamnya sudah ada unsur intimidasi terhadap anak saya dari orangtua pelaku. Ini sudah tidak lagi menjadi teladan bagi seorang pejabat di instansi pendidikan," lanjut Joeliana.