Perajin Batik Garutan Menurun Padahal Minat Eropa Sedang Tinggi

- 8 Oktober 2023, 21:40 WIB
Salah seorang perajin yang masih bertahan,  menunjukan kemahirannya membuat batik garutan dalam sebuah acara di Pendopo Garut beberapa waktu lalu.
Salah seorang perajin yang masih bertahan, menunjukan kemahirannya membuat batik garutan dalam sebuah acara di Pendopo Garut beberapa waktu lalu. /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Kabupaten Garut dikenal sebagai salah satu daerah penghasil batik yang berkualitas yang dikenal dengan batik garutan. Bahkan batik garutan ini merupakan salah satu warisan leluhur yang sudah berkembang jauh sebelum masa kemerdekaan Indonesia. 

Batik garutan selama ini tidak hanya diminati di Jawa Barat tapi juga di seluruh Nusantara. Bahkan, sejumlah negara di eropa termasuk Belanda, begitu meminati batik garutan. 

Bupati Garut, Rudy Gunawan, menyebutkan belum lama ini dirinya melakukan kunjungan kerja ke Belanda. Di sana dirinya menghadiri kegiatan Tong Tong Fair yang memamerkan berbagai produk dari berbagai negara, termasuk batik. 

Baca Juga: Kabupaten Garut Masih Kekurangan 1.500 Tempat Tidur Pasien

"Di sana ternyata saya melihat batik laku keras dan harganya pun cukup tinggi yakni antara 300 Euro atau setara Rp4,976 juta sampai seribu Euro atau setara Rp16,589 juta," ujar Rudy. 

Yang lebih membanggakan lagi, tuturnya, dari beberapa jenis batik yang ada di sana, batik garutan merupakan yang paling baik dan bagus harganya. Ini tentu menjadi peluang besar yang harus dimanfaatkan para perajin batik di Garut. 

Namun di sisi lain, Rudy mengaku sangat menyayangkan kondisi perajin batik di Garut yang saat ini justeru kian mengalami penurunan. Jumlah perajin batik di Garut saat ini berkurang dengan sangat drastis. 

Baca Juga: Kadinkes Akui Rumah Sakit di Garut Kurang Lengkap untuk Penanganan Pasien Jantung

Diungkapkannya, dari semula jumlah perajin batik di Garut yang mencapai ribuan, kini yang masih eksis hanya tinggal sekitar 200-an. Dari sekitar 200-an yang masih tersisa, yang sudah memiliki sertifikat akreditasi baru 56 orang. 

"Sangat disayangkan karena saat ini jumlah perajin garutan jauh berkurang dari sebelumnya. Padahal minat masyarakat luar negeri termasuk eropa terhadap batik garutan sedang tinggi," katanya. 

Halaman:

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x