Kasus DBD di Kota Tasikmalaya Tembus Hingga 120 Kasus, Warga Wajib Lakukan PSN

- 21 Februari 2024, 17:54 WIB
Petugas sedang melakukan pengasapan atau fogging di Kota Tasikmalaya. Dalam dua bulan terakhir, Kasus DBD di Kota Tasikmalaya tembus angka 120 kasus.
Petugas sedang melakukan pengasapan atau fogging di Kota Tasikmalaya. Dalam dua bulan terakhir, Kasus DBD di Kota Tasikmalaya tembus angka 120 kasus. /kabar-priangan.com/DOK/

KABAR PRIANGAN - Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat sejak Januari hingga Rabu, 21 Februari 2024, telah terjadi 120 kasus DBD (Demam Berdarah Dengue).

Beberapa kasus di antaranya harus mendapat perawatan di rumah sakit dan yang lainnya berangsur sembuh. Hingga kini, kasus DBD masih menjadi ancaman bagi masyarakat Kota Tasikmalaya.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, peningkatan kasus DBD masih terjadi seiring musim penghujan dimana banyak terjadi genangan air yang berpotensi kemunculan sarang nyamuk. 

Baca Juga: Kota Tasikmalaya Darurat Sampah, Anggaran Penanganan Rp13 Miliar Dinilai Tak Cukup

"Benar dari data yang ada, kasus DDB di Kota Tasikmalaya mencapai 120 kasus dan beberapa orang pasiennya harus menjalani perawatan," ujar Asep, Rabu, 21 Februari 2024.

Namun demikian kata Asep, dari 120 kasus DBD yang terjadi, tidak ada laporan adanya kasus DBD meninggal dunia.

Akan tetapi sambung Asep, masyarakat jangan menganggap enteng DBD karena serangan penyakit DBD dapat mematikan. 

Baca Juga: Universitas Perjuangan Tasikmalaya Berkonsep Wawasan Konservasi dan Hutan Kampus

"Banyak kasus pasien tidak tertolong (akibat DBD). Sampai saat ini pun masih terdapat 6 orang pasien yang harus menjalani perawatan di fasilitas kesehatan," katanya.

Dikatakan Asep, atas peningkatan kasus DBD yang terjadi saat ini masyarakat diminta agar tetap waspada dan terus meningkatkan kebersihan lingkungan sekitar rumah, termasuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan secara rutin. 

Serangan kasus DBD di Kota Tasik sejak pergantian musim El-Nino ke musim hujan, kata Asep, angka peningkatannya lebih tinggi dibandingkan waktu yang sama tahun sebelumnya. 

Baca Juga: Beras Mahal Picu Ratusan Penggilingan Padi di Kota Tasikmalaya Terancam Gulung Tikar

Hal itu diakibatkan, masih banyak masyarakat yang abai pola hidup bersih sehat (PHBS) terutama dalam menjaga lingkungan.

Terjadi di Beberapa Kecamatan

Berdasarkan pemetaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, kasus DBD yang paling banyak saat ini, terjadi di Kecamatan Tawang, Cipedes, Kawalu, Indihiang hingga kecamatan lainnya termasuk di setiap kelurahan

Asep juga menekankan, untuk mencegah DBD, pemberantasan sarang nyamuk menjadi wajib dan harus dilakukan secara rutin. 

Tidak hanya menguras bak mandi dan mengubur barang bekas, tetapi membersihkan sampah yang dibuang sembarang juga sangat penting karena berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk ketika hujan turun. 

Baca Juga: Muslimat Kota Tasikmalaya Bahas Balagan Kitab Kuning, Bukti Kecintaan Terhadap NU

Sedangkan pengasapan (fogging) yang banyak dilakukan untuk pemberantasan nyamuk kata Asep, tidak terlalu maksimal karena hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentik nyamuk masih hidup dan bisa tumbuh hingga dewasa.

"Pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa saja, yang lebih efektif memberantas nyamuk DBD itu adalah memberantas sarangnya sehingga nyamuk tidak bisa berkembang biak," jelasnya.***

 

 

 

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x