"Ya, petani terdampak air laut itu melakukan gerakan yaitu menggali pasir sehingga saluran berjalan lancar. Namun apalah daya, manusia kan terbatas kekuatannya juga tidak seperti alat berat," jelasnya.
Baca Juga: Ini Besaran HET Beras Medium di Pangandaran Berdasar Peraturan Badan Pangan Nasional
Petani Swadaya
Lanjut Dede, karena pergerakan ini harus dibantu dengan alat berat, maka para petani pun swadaya atau patungan untuk sewa alat berat.
"Alhamdulillah, sekarang pasir yang menjadi kendala saluran air itu sudah di gali dengan menggunakan alat berat. Kalau dari pemerintah desa cuman mengetahui saja," ucapnya.
"Kami juga pernah ke desa minta solusi dan minta bantuan tapi malah menghiraukan. Pihak desa menyebut Desa juga banyak hutang. Intinya ini murni gerakan masyarakat," ujarnya.***