Baca Juga: Rekomendasi Tempat Wisata Ampera Waterpark di Tasikmalaya? Cocok untuk Destinasi Libur Lebaran 2024
Isi Tas
Ketika berbicara tentang hajat politik, kata Aminuddin, tentunya harus sosok yang memiliki kemampuan dalam berbagai hal diantaranya 'isi tas' yang sudah mumpuni.
"Bahasa yang sudah berkembang saat ini yaitu isi tas-nya yang harus sudah mumpuni, hajat politik dan hajat besar, sembari bagaimana mencerdaskan pemilih, supaya mereka memilih tidak hanya karena sesuatu dan betul-betul pemilihnya yang rasional, pemilih ideologis yang militan," tegasnya.
Namun, fakta di lapangan, pemilih praktis pragmatis juga tidak bisa diabaikan. Maka dengan itu, lanjutnya, mesti ada kolaborasi dan referensi syar'i karena dunia akan tegak dan baik.
Baca Juga: Yanto Oce dan Dede Muharam Mesra Jelang Pilkada Kota Tasikmalaya 2024
"Serta masyarakat juga tentunya akan merasakan adanya pemimpin dari sisi kemakmuran, paling tidak, ekonomi pendidikan dan kesehatan. Minimal itu indikasinya IPM," ujar Pimpinan Ponpes Sulalatul Huda Paseh ini.
Mesti dirinya pun melihat bahwa hal tersebut tidak bisa parsial, tetapi harus ada pendekatan secara komprehensif. Jadi tidak hanya pendekatan dalam satu sisi saja.
"Kalau seperti bahasa kawan-kawan kita ini hashtag-nya adalah 'hayu berjamaah'. Ulama-nya, umaro-nya, aghniya-nya, APH termasuk ASN dan lain sebagainya, dan itu yang berkembang sudah jauh jauh hari," tuturnya.
Kaum Milenial
Kota Tasikmalaya, menurut Aminuddin, sebagai ordinat Jawa Barat dan menjadi sentral nasional, walaupun daerahnya kecil dengan 69 Kelurahan dan sepuluh Kelurahan dengan jumlah hak pilih di angka 500 ribu lebih.