Rencana Pembangunan Mall di Subang Ditentang, Ketua APPSI Jabar Menilai Pernyataan Dirut PT PSS Mengada-ada!

- 9 Juni 2024, 21:31 WIB
Ketua DPW APPSI Jabar H Nandang Sudrajat mendampingi pedagang saat aksi di Pasar Bekasi, beberapa waktu lalu. Menurutnya, indikator kemajuan suatu daerah bukan hanya ditentukan oleh gemerlapnya gedung-gedung tinggi.*/Kabar Priangan/Dok. APPSI Jabar
Ketua DPW APPSI Jabar H Nandang Sudrajat mendampingi pedagang saat aksi di Pasar Bekasi, beberapa waktu lalu. Menurutnya, indikator kemajuan suatu daerah bukan hanya ditentukan oleh gemerlapnya gedung-gedung tinggi.*/Kabar Priangan/Dok. APPSI Jabar /

KABAR PRIANGAN - Komentar Direktur Utama PT Pesona Subang Sejahtera (PSS) Tendy Irianto yang menyebutkan Kabupaten Subang tertinggal 30 tahun dari daerah tetangga karena tidak adanya mall, mendapat tanggapan sejumlah kalangan. Salah satunya disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Provinsi Jawa Barat, Nandang Sudrajat.

"Pernyataan tersebut merupakan salah satu bentuk kekeliruan sistem berpikir dan ketidakpahaman terhadap substansi kemajuan suatu daerah dari para pejabatnya. Itu cara berpikir yang tidak bijak dan merupakan kesalahan besar," ujar Nandang menanggapi pernyataan Tendy saat dialog di salah satu podcast online, baru-baru ini.

Baca Juga: Pemkab Subang Berencana Membuat Mall, DPW APPSI Jawa Barat Menilai Ngawur dan Salah Kaprah

Selain sangat mengada-ada, lanjut Nandang, indikator kemajuan suatu daerah bukan hanya ditentukan oleh gemerlapnya gedung-gedung tinggi ber-AC, tetapi pada kualitas kehidupan masyarakatnya. Hal itu ditunjukkan oleh indikator kesehatan, rendahnya angka kematian ibu hamil dan anak balita, pendidikan, daya beli, serta kecukupan dan keterjangkauan sandang pangan secara keseluruhan.

Para pedagang pasar pertokoan, pedagang pujasera serta pedagang Ruko Pasar Subang seusai audiensi dengan Pemkab Subang dan BUMD Subang di Gedung DPRD Subang, Senin 27 Mei 2024. Para pedagang menolak rencana pembangunan Mall Subang./kabar-priangan.com/Istimewa/APPSI Jabar
Para pedagang pasar pertokoan, pedagang pujasera serta pedagang Ruko Pasar Subang seusai audiensi dengan Pemkab Subang dan BUMD Subang di Gedung DPRD Subang, Senin 27 Mei 2024. Para pedagang menolak rencana pembangunan Mall Subang./kabar-priangan.com/Istimewa/APPSI Jabar

"Muara dari itu semua adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia, Red). Lihat daerah-daerah kabupaten dan kota di DI Yogyakarta, masyarakatnya sejahtera karena kebijakan kebijakan pemdanya yang bertumpu pada kemampuan daerah dengan cara menekan seminimal mungkin ketergantungan terhadap pihak luar sehingga uang akan banyak beredar di daerahnya," ucap Nandang.

Baca Juga: Penyaluran Minyak Goreng ke Warung Mitra, APPSI Kota Tasikmalaya Minta Janji Distributor Tak Meleset

"Sekarang, apakah kehadiran mall akan menjamin itu semua? Bagaimana PDB (Pendapatan Domestik Bruto, Red) Subang kira-kira akan mampu mendorong itu semua, atau sebaliknya justru akan menjadi sarana larinya uang masyarakat Subang keluar dari Subang?" kata Nandang menambahkan.

Kalau cara berpikir para pejabatnya seperti itu, sambung Nandang, rasa-rasanya malah memberikan jalan bagi pihak luar menyedot sumber daya ekonomi rakyat subang ke luar Subang. Contohnya gara-gara minimarket yang ada di Subang saja, uang rakyat Subang yang tersedot oleh minimarket per tahunnya melebihi anggaran belanja rutin atau gaji pegawai dalam APBD Subang tahun 2024 ini.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah