KABAR PRIANGAN - "Sempolan sempolan," suara perempuan terdengar. Lalu ada suara beda lagi menimpali, "Sempolan ayam harga seribu, enak...". Begitu seterusnya, to the point, singkat padat, berulang ulang.
Beberapa bulan terakhir suara itu terdengar nyaris setiap hari keluar masuk kompleks dan perkampungan. Sumber suara berasal dari gerobak dorong layaknya jajanan keliling biasa. Kadang volume suara terdengar keras dan lama ketika pedagangnya nongkrong atau melayani pembeli, namun terdengar sebentar bila pedagang gerobak sempolan tersebut hanya lewat.
Saat ini sempolan meramaikan khazanah kuliner di sejumlah daerah Priangan timur, termasuk di Kota Tasikmalaya. Cemilan tersebut bersaing dalam blantika dunia "perkunyahan" Tanah Air, head to head di lapangan dengan jajanan yang lebih dulu hits seperti cilok, cimol, cilor, cilung, cimin, baso tusuk, baso ikan, dan lainnya.
Baca Juga: BBM Naik, Tarif Angkot di Kota Tasikmalaya Ikut Naik. Segini Besarannya
Dengan harga Rp 1000 sesuai iklan rekaman suara perempuan yang entah siapa sosoknya, konsumen mendapat satu tusuk sempolan. Tentunya, bila suka, anak-anak pun tak akan cukup makan satu tusuk apalagi orang dewasa.
Rasanya yang gurih membuat konsumen bisa deudeuieun (ketagihan). Apalagi ada varian rasa selain natural juga sesuai bumbu yaitu atom, balado, atau jika yang suka selera pedas ada sambal bawang (saos) serta serbuk aida berbahan cabai.
Makanan ini cocok untuk menghangatkan tubuh karena dimakan panas-panas, digoreng langsung di langseng mini yang nyaris tertutup di gerobak bagian atas.
Baca Juga: BBM Bersubsidi Naik, Komentar Lucu Netizen Hiasi Instagram Puan Maharani
Adapun bahan dasar sempolan yaitu ayam giling, tepung tapioka/sagu, tepung terigu dan telur. Bumbu-bumbunya terdiri dari bawang daun, bawang putih, lada bubuk, garam, dan gula pasir. Diperlukan juga minyak untuk menggoreng dan sujen (tusuk sate).