Kuliner Lagi Hits di Tasikmalaya, 'Sempolan Sempolan, Sempolan Ayam Harga Seribu, Enak...'

- 6 September 2022, 18:07 WIB
Agus Supriatna (38), pedagang keliling sempolan melayani pembeli di kompleks perumahan di Kelurahan Parakannyasag, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Minggu 4 September 2022.*
Agus Supriatna (38), pedagang keliling sempolan melayani pembeli di kompleks perumahan di Kelurahan Parakannyasag, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Minggu 4 September 2022.* /Kabar-Priangan.com/Arief FK

Agus Supriatna (38) adalah salah seorang pedagang keliling sempolan di Kota Tasikmalaya. Menjajakan dagangan milik bosnya yang berpusat di kawasan Jati, Kecamatan Indihiang, ia biasa berdagang rata-rata 12 jam, dari pukul 10 pagi hingga 9-10 malam. Namun Agus bisa pulang lebih cepat bila dagangan lekas habis.

Sempolan ayam, cemilan berbahan dasar tepung tapioka dan ayam giling setelah digoreng siap disajikan.*
Sempolan ayam, cemilan berbahan dasar tepung tapioka dan ayam giling setelah digoreng siap disajikan.* Arief FK

Jika dihitung, menurutnya, mungkin ada 10 kilometer ia tempuh dengan berjalan kaki sambil mendorong gerobak. Mulai Jati-Mitra Batik-Cipedes-Cigeureung-Parakannyasag-Sirnagalih, hingga kembali lagi ke markasnya di Jati. Untungnya, jalanan di kawasan tersebut tergolong rata. "Kalau pun ada naik turun ya sedikit-sedikit, jadi enggak terlalu capek," ucapnya.

Baca Juga: Zailis, TKI di Malaysia Menjadi Korban Penyiksaan Majikannya, Tidak Digaji 3 Tahun

Sambutan warga Kota Tasikmalaya atas kehadiran makanan tersebut cukup antusias, meskipun banyak yang belum mengetahui atau awalnya coba-coba. Tak heran, dari setiap hari membawa 350 tusuk di gerobaknya, minimal sekitar 250-300 tusuk sempolan dapat ia jual. 

"Kalau sedang ramai atau ada acara-acara tertentu, jam 3 sore juga 350 tusuk habis," ujarnya saat sedang berkeliling menjajakan dagangannya di Kompleks Perumahan Bumi Endah Residence, Kelurahan Parakannyasag, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Selasa 6 September 2022 sore.

Artinya, bila semua habis menghasilkan uang sebesar Rp 350.000, atau kalau habis 300 tusuk sebesar Rp 300.000. Dari jumlah itu para pedagang keliling mendapatkan sistem bagi hasil 30:70 yaitu 30 persen untuk dirinya dan 70 persen untuk bos.

Baca Juga: Tata Cara Sholat Tahajud Mulai dari Niat hingga Doa Akhir dan Keutamaannya

Namun pendapatan tersebut bersih karena tak harus mengeluarkan biaya lain. Mulai gerobak, sempolan mentah, minyak goreng, bumbu, hingga aki untuk sound system, semua ditanggung bos. Agus juga tak harus memikirkan biaya kontrakan atau kos karena tinggal di lokasi yang sudah disediakan bos. 

"Bosna bageur (bosnya baik). Ya, Alhamdulillah daripada diam di kampung usaha apa. Inginnya sih 50:50 he he, tapi kan Pak Bos juga mungkin banyak pengeluaran untuk modalnya," kata Agus yang berasal dari daerah kaki Gunung Galunggung, Desa Sinagar, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya itu.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah