Network
KABAR PRIANGAN - Malam Lailatul Qadr adalah salah satu malam istimewa dalam agama Islam yang diperingati selama bulan Ramadan. Dalam Al-Quran Surah Al-Qadr (97:1-5), keutamaan malam ini diungkapkan sebagai lebih baik daripada seribu bulan.
Malam Lailatul Qadr dipenuhi dengan makna spiritual yang mendalam bagi umat Muslim. Ini adalah waktu yang dipandang sebagai peluang langka untuk memperoleh pahala yang besar dan ampunan dari Allah SWT. Beberapa ulama berpendapat bahwa malam Lailatul Qadr biasanya terjadi pada salah satu malam yang memiliki tanggal ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Baca Juga: Peringati Nuzulul Qur'an, Siswa Penghapal Al Qur'an Diberi Penghargaan oleh Yayasan Al-Ma'soem
Di samping itu, umat Islam juga menggambarkan malam Lailatul Qadr sebagai malam yang dipenuhi dengan kemuliaan. Untuk itu, banyak di antara mereka yang menantikan kapan malam lailatul qadar terjadi. Namun bagaimana sih melihat kapan terjadinya malam Lailatul Qadr? Simak artikel ini sampai selesai.
Pengertian Malam Lailatul Qadr
Dalam bukunya "Membumikan Al-Quran", Muhammad Quraish Shihab menguraikan arti dan signifikansi kata "qadar" dalam Al-Quran. Dia menjelaskan bahwa kata tersebut memiliki tiga makna yang berbeda.
Pertama, "qadar" merujuk pada penetapan atau pengaturan, sehingga Lailatul Qadar diinterpretasikan sebagai malam di mana Allah menetapkan segala peristiwa dalam kehidupan manusia. Pendapat ini didukung oleh ayat Al-Quran pada Surah Ad-Dukhan ayat 3. Beberapa ulama mengartikan penetapan tersebut dalam rentang waktu satu tahun.
Baca Juga: Mengenal Pengertian Zakat dan Golongan Orang yang Wajib Menerima Zakat
Kedua, "qadar" juga mengandung makna kemuliaan. Lailatul Qadar dianggap sebagai malam yang paling mulia dan luar biasa. Malam tersebut dipandang begitu mulia karena dipilih sebagai saat turunnya Al-Quran serta sebagai titik awal dari segala kemuliaan yang dapat dicapai.
Kata "qadar" yang mencerminkan makna kemuliaan terdapat dalam ayat ke-91 Surat Al-An'am yang menyebutkan kaum musyrik: Mereka tidak memperlakukan Allah dengan kemuliaan yang sesungguhnya saat mereka mengatakan bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu kepada manusia.
