Usia Sudah 100 Tahun, Bah Tamim Masih Bekerja. Sudah Punya 10 Anak, 35 Cucu, 35 Cicit, dan 5 Canggah

17 Juni 2022, 08:10 WIB
Di usianya yang sudah mencapai 100 tahun, Bah Tamim masih mampu bekerja sebagai tukang reparasi jari-jari ban sepeda motor. Profesi itu sudah dijalani sejak 70 tahun lalu tepatnya saat ia berusia 30 tahun.* /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN – Meski terlihat sudah keriput, tetapi jari-jari tangan Bah Tamim masih begitu terampil memasang jari-jari pada trombol dan velg sepeda motor.

Sesekali tawa renyah keluar dari mulut pria tua yang tak pernah mengeluh ini.

Nama Bah Tamim sudah tak asing lagi bagi warga sekitar Jalan Ahmad Yani tepatnya di kawasan Kampung Sumbersari, Kelurahan Regol, Kecamatan Garut Kota.

Bagaimana tidak, Bah Tamim sudah sejak 70 tahun silam menjadi tukang reparasi jari-jari ban sepeda motor di kawasan tersebut.

Baca Juga: Lima Cara untuk Kendalikan Emosi Negatif dan Ubah Menjadi Emosi Positif

Jika Bah Tamim sudah selama 70 tahun menjadi tukang reparasi jari-jari ban sepeda motor, lantas berapa usianya saat ini?

Ternyata tahun ini pria periang ini usianya tepat mencapai 100 tahun.

"Abah mah lahir teh taun 1922, waktu masih jaman Belanda. Ayeuna geus taun 2022, berarti umur Abah ayeuna pas 100 taun," ujar Bah Tamim saat ditemui di bengkel tempat kerjanya di kawasan Jalan Ahmad Yani, Kampung Sumbersari, Kelurahan Regol, Kecamatan Garut Kota, Kamis 16 Juni 2022.

Meski kini usianya sudah sangat tua, bahkan sudah tak ada teman sebayanya, akan tetapi ia masih sanggup bekerja meski kini harus dibantu salah seorang keponakannya.

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Bagikan Tips Cara Sholat Khusyuk, Dari Sempurnakan Wudhu Hingga Ingat Kematian

Setiap harinya, tanpa kenal lelah, sejak pagi hingga sore hari, Bah Tamim tetap setia melayani setiap orang yang ingin memperbaiki jari-jari ban sepeda motornya. 

Di usianya yang sudah mencapai 100 tahun ini, Bah Tamim masih berpegang teguh pada prinsipnya untuk tidak tergantung kepada orang lain.

Bahkan Bah Tamim berani menolak tawaran salah seorang anaknya yang mau memberikan uang setiap harinya Rp100 ribu asalkan mau berhenti bekerja dan diam di rumah.

Baca Juga: Saksikan Perempat Final Indonesia Open 2022 Live di MNCTV. Simak Jadwal Acara MNCTV Jumat 17 Juni 2022

"Satungtung mampu mah Abah dek terus usaha sorangan, moal nyusahkeun batur. (Selama mampu, Abah akan terus berusaha sendiri, tak ingin menyusahkan orang lain),” katanya.

Ia menyebutkan, sudah sejak tahun 1952 membuka usaha bengkel di tempat yang hingga kini masih digunakannya itu.

Namun pada awalnya ia membuka reparasi jari-jari ban sepeda mengingat saat itu masih sangat jarang orang yang menggunakan sepeda motor.

Baca Juga: Lima Cara Agar Sholat Khusyuk Kata Ustadz Abdul Somad. Nomor Empat Butuh Konsentrasi

Bahkan, kondisi Jalan Ahmad Yani yang dulu menurutnya sangat jauh berbeda dengan sekarang.

Dulu jangankan kendaran roda empat atau mobil yang banyak lalu lalang seperti sekarang ini, sepeda motor pun sangat jarang.

Kendaraan yang dulu banyak digunakan adalah sepeda. Hal inilah yang menyebabkan dirinya saat itu memilih untuk membuka bengkel reparasi jari-jari ban sepeda yang seiring perkembangan jaman kini bergeser menjadi bengkel jari-jari ban sepeda motor.

"Baheula mah pas awal-awal Abah muka usaha di dieu, boro-boro mobil dalah motor ge jarang pisan nu ngaliwat. Tina sabulan paling aya hiji motor nu ngaliwat, eta ge mun kabeneran aya gegeden," ucapnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Lantik Raja Juli Antoni Menjadi Wakil Menteri ATR/BPN, Berikut Ini Profilnya  

(Dulu pas awab Abah buka usaha di sini, jangankan mobil, motor pun sangat jarang lewat. Dalam sebulan, palinghanya satu motor yang lewat, itu pun kalau kebetulan ada pejabat),” katanya.

Selain itu, tutur Bah Tamim, di sepanjang Jalan Ahmad Yani ini dulunya juga masih sangat jarang terdapat bangunan.

Hal ini sangat jauh berbeda dibandingkan dengan kondisi sekarang di mana sepanjang Jalan Ahmad Yani sudah sangat "heurin ku tangtung" (penuh oleh bangunan) karena memang saat ini kawasan itu menjadi pusat perkotaan Garut.

Baca Juga: Kesebelasan Desa Margalaksana dan Cimaragas Lolos ke Babak Semi Final Liga Desa Garut 2022 Melalui Adu Penalti

Menurut Bah Tamim, seingat dirinya, di sekitar jalan itu dulu hanya ada bangunan pabrik batik tulis garutan yang sekarang sudah berubah menjadi perkantoran.

Di sepanjang pinggiran jalan utama di wilayah perkotaan Garut tersebut, saat itu lebih banyak kebun dan pohon-pohonan.

Bah Tamim juga mengaku masih ingat betul bagaimana susahnya kehidupan jaman dahulu waktu masih jaman penjajahan Belanda.

Baca Juga: Hengkang dari Persija Jakarta, Makan Konate Resmi Bergabung dengan Klub Raffi Ahmad RANS Nusantara FC

Belum lagi kesengsaraan rakyat akibat kekejaman kelompok DI/TII yang juga tak segan-segan membunuh rakyat yang dinilai berpihak kepada pemerintah atau tak mau membantu DI/TII.

"Ah pokokna mah kacau pisan jaman harita mah. Mun beurang sieun ku tentara Walanda, ari peuting sieun ku gorombolan DI. Loba pisan rakyat nu dipaehan boh ku tentara Walanda atawa ku DI," kata ayah dari 10 orang anak ini.

Ia mengaku sangat bersyukur dirinya bisa selamat dari keganasan tentara Belanda maupun gerombolan DI/TII hingga saat ini masih bisa menikmati sisa usianya.

Baca Juga: BPOM Belum Tetapkan Tersangka Dalam Kasus Mie Berformalin. Kadinkes Gencarkan Penyuluhan Keamanan Pangan

Padahal tak sedikit teman, tetangga, maupun keluarganya yang telah terlebih dahulu meninggal dunia akibat ditembak tentara Belanda atau dianiaya gerombolan DI/TII.

Keganasan gerombolan DI/TII inlah, tambahnya yang menyebabkan dirinya kemudian memilih mundur dari gerakan perjuangan bersama para pejuang lainnya.

Padahal sebelumnya ia juga sempat aktif berjuang dengan berperang langsung untuk melawan tentara Belanda.

Baca Juga: WASPADA! Kasus Covid 19 Varian Baru Omicron BA.4 dan BA.5 Diprediksi Mengalami Peningkatan di Bulan Juli 2022

Lebih jauh Bah Tamim menyebutkan jika saat ini dirinya sudah dikaruniai empat keturunan. Dari ketiga isterinya, ia dikaruniai 10 orang anak, 35 cucu, 35 cicit/buyut, serta 5 orang ciut/canggah (anak dari buyut).

Ketika ditanya apa resepnya sehingga ia bisa panjang umur, Bah Tamim mengawali jawabannya dengan tertawa renyah.

Kemudian ia menyamapikan jika rahasia panjang umur dan selalu diberi kesehatan adalah hormat dan patuh pada kedua orang tua.

Baca Juga: Persib Bandung Berambisi Raih Tiga Poin Atas Persebaya Demi Amankan Tiket Perempat Final Piala Presiden 2022

Selain itu, ia juga mengatakan serringnya melakukan silaturahmi dengan sesama juga bisa memperpanjang umur.

Ia pun mengingatkan, jika benar-benar sayang terhadap diri sendiri, maka juga harus sayang terhadap orang lain.'

"Intina mah kudu hormat ka kolot, kuatan silaturahmi jeung sasama, silih pikanyaah jeung sasama. (Intinya, harus hormat ke orangtua, perkuat silaturahmi, dan saling sayang kepada sesama),” katanya.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler