KSM Al-Falah Desa Mekarwangi Bangun Tempat Pengelolaan Sampah Secara Mandiri

- 29 Januari 2021, 15:03 WIB
Berangkat dari rasa keprihatinan dengan permasalahan sampah serta banyaknya warga yang suka membuang sampah sembarangan, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Al-Falah, Desa Mekarwangi, Kecamatan Tarogong Kaler yang berinovasi membuat tempat pengolahan sampah mandiri.
Berangkat dari rasa keprihatinan dengan permasalahan sampah serta banyaknya warga yang suka membuang sampah sembarangan, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Al-Falah, Desa Mekarwangi, Kecamatan Tarogong Kaler yang berinovasi membuat tempat pengolahan sampah mandiri. /Aep Hendy/

Baca Juga: 4 Pedagang Kaki Lima Jadi Korban Tabrak Lari di Tasik, Gerobak Hancur dan Dagangan Berhamburan

 Adanya dukungan dari pemerintah desa dan warga menurut Nurjaman sangat membantu pihaknya dalam upaya mewujudkan harapannya untuk membangun tempat pengelolaan sampah. Seiring dengan hal itu, kesadaran warga untuk tidak membuang sampah secra sembarangan pun terus meningkat.

Di sisi lain, diungkapkan Nurjaman, hal itu bukan berarti selama ini pihaknya tak menemui kendala dalam pelaksanaan pengolahan sampah di daerahnya. Adanya keterbatasan masih menjadi kendala yang menyebabkan pelaksanaan pengolahan sampah belum bisa berjalan secara optimal.

Tidak adanya mesin pencacah plastik, keterbatasan kapasitas mesin, serta minimnya operasional saat ini menjadi faktor utama yang menyebabkan pengelolaan sampah belum bisa dilakukan secara maksimal.

"Untuk membayar upah pegawai yang mengelola sampah saja kami masih kekurangan karena selama hanya mengandalkan uang dari iuaran yang ditarik dari warga sebesar Rp 2 ribu. Belum lagi kebutuhan untuk operasional lainnya yang juga belum bisa tercukupi," ucap Nurjaman.

Nurjaman menyebutkan, keberadaan mesin pencacah plastik sangat penting supaya sampah berupa botol plastik atau perkakas lainnya yang terbuat dari plastik juga bisa langsung diolah. Untuk saat ini, sampah botol plastik dan semacamnya masih belum bisa diolah oleh mesin pengolah sampah yang ada karena sebelumnya terlebih dahulu harus melalui proses pencacahan.

Masih menurut Nurjaman, ketika ada sampah botol plastik dan semacamnya, saat ini terpaksa dijual ke pengepul sehingga nilai ekonominya sangat minim. Kalau saja sampah seperti itu sudah bisa diolah di tempat tersebut, maka akan mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi dibanding langsung dijual ke pengepul.***

Halaman:

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah