Kin Sanubary Kolektor Koran Lawas dari Subang, Ribuan Koleksinya Bisa Dinikmati Khalayak Bermula dari Medsos

- 16 Mei 2022, 17:05 WIB
Kin Sanubary bersama salah satu media cetak koleksinya, Tabloid Priangan, yang saat ini menjadi Harian Umum Kabar Priangan dengan format koran.*
Kin Sanubary bersama salah satu media cetak koleksinya, Tabloid Priangan, yang saat ini menjadi Harian Umum Kabar Priangan dengan format koran.* /Kabar-Priangan.com/Dok. Kin Sanubary/

KABAR PRIANGAN - Kin Sanubary (51) merupakan sosok manusia langka. Betapa tidak, selama puluhan tahun ia begitu telaten menyimpan dan merawat media cetak mulai koran, majalah, tabloid, hingga buletin, ketika sebagian besar orang tak peduli dan malas melakukan hal itu.

Pria yang bernama asli Ikin Sodikin Mustari itu menggemari koran sejak masih usia SD ketika ia mulai bisa membaca. Namun ia mengawali mengoleksi surat kabar sejak tahun 1985, ketika duduk di bangku SMP. Saat itu Kin Sanubary aktif mengelola majalah dinding sekolahnya.

Ketika puluhan tahun lalu Kin Sanubary mulai rajin mengkoleksi koran-koran tersebut, tak sedikit pun tersirat dalam benaknya bahwa koleksinya tersebut akan dikenal oleh banyak kalangan. Khususnya pemerhati media dan kalangan jurnalistik dalam negeri serta luar negeri.

Baca Juga: Taktik Jitu Shin Tae Yong Jadi Kunci Sukses Timnas Indonesia Tundukkan Myanmar di SEA Games 2021

Kin Sanubary melakukan itu semata-mata hobi dan kecintaannya terhadap media cetak. Kini ada sekitar 3.000-an edisi media cetak dari 300-an penerbitan surat kabar, tabloid dan majalah yang ia koleksi. Media-media cetak tersebut dari terbitan tahun 1950-an hingga tahun 2000-an.

"Dulu saat awal-awal menyimpan atau mengoleksi koran, tak sedikit pun terpikir akan terpublikasi hingga bisa dikenal ke seluruh dunia," ujar pria ramah tersebut kepada Kabar-Priangan.com/Harian Umum Kabar Priangan melalui telepon, Senin 16 Mei 2022.

"Zaman dulu hingga sebelum pertengahan tahun 2000-2010, tak terbayang kan akan ada media sosial seperti Facebook," ucap pria kelahiran Subang, 4 Januari 1971, yang berdomisili di Tanjungwangi, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang itu, menambahkan. 

Baca Juga: Timnas Vietnam Juara Grup A SEA Games 2022, Kalahkan Timor Leste 2-0. Hadapi Runner Up Grup B di Semi Final

Memang karena munculnya medsos Facebook-lah awalnya hasil kerja ketelatenan Kin bisa dinikmati khalayak. Berkat unggahannya, ia dapat berbagi dengan masyarakat umum terutama jurnalis seluruh Indonesia dan dunia. Bahkan jurnalis yang tak aktif lagi pun merasa terbantu.

Wartawan-wartawan tersebut bisa bernostalgia dengan hasil karya tulis yang dirinya sendiri sudah nyaris melupakan karena tak mempunyai arsip. Apalagi media tempat bekerjanya dulu pun sudah tak terbit lagi. Kondisi ini diperparah karena pemerintah pun tak menyimpan arsip media itu.

Melalui unggahan media lawas Kin di FB itulah para eks jurnalis bisa bertemu, bercanda berbagai hal dengan sesama rekan satu medianya. Mulai tempat bekerjanya dulu hingga perjuangan dan pengalaman berkesan saat liputan di balik terbitnya berita tersebut.

Baca Juga: SEA Games 2021 Futsal Putra: Malaysia vs Indonesia live di MNCTV. Ini Jadwal Acara MNCTV Senin 16 Mei 2022

Seperti dikatakan Chris, mantan wartawati Tabloid Berita Mingguan ADIL.

Kin Sanubary dengan salah satu media cetak koleksinya terbitan tahun 1996.*
Kin Sanubary dengan salah satu media cetak koleksinya terbitan tahun 1996.*

"Berkat unggahan arsip Kang Kin, tampilan koran serta tulisan-tulisan liputan di ADIL mulai menjelang, saat, hingga setelah Reformasi 1998-an bisa dibaca lagi. Banyak cerita di balik berita itu sehingga kadang-kadang kami bernostalgia dengan wartawan lain di grup WhatsApp,"

ucap CHT, inisial akrabnya, wartawati liputan Jakarta, Solo, dan Yogyakarta, yang kini berdomisili di Yogyakarta, Senin 16 Mei 2022.

Baca Juga: Wabah PMK Menyebar Begitu Cepat, Teguh Boediyana: Implikasinya Luar Biasa, Pemerintah Terlihat Gagap

Selain itu, unggahan tentang tampilan media cetak di media sosial tersebut membuat narasumber tulisan terkenang saat diwawancara wartawan. Tak jarang artis-artis terkenal Indonesia pada zamannya mengomentari saat melihat tampilan cover atau isi majalah yang memuat tulisan dia. 

Orang atau pihak yang merasa terbantu lainnya oleh koleksi media cetak Kin diantaranya yang berkepentingan dengan literatur dunia pendidikan seperti para mahasiswa dan dosen ilmu komunikasi, penulis buku, dan pihak pemerintah yang menangani arsip media cetak.

Selain itu masyarakat umum yang tertarik mengetahui dahsyat dan begitu berkuasanya media cetak pada zamannya.

Baca Juga: Empat Destinasi Wisata Garut Yang Viral di TikTok. dari Ngamplang Hingga Darajat Pass

Kin sendiri mengatakan awal mula dirinya tertarik mengunggah media-media cetak koleksinya ke media sosial sekitar tahun 2015. Menurutnya, hal itu berawal dari pertemanan dan bergabung dengan Fanpage Grup Kemadil (Keluarga Eks Majalah/Tabloid ADIL) Jakarta di Facebook.

"Saya mulai sering mengunggah sampul koleksi ADIL yang dimiliki sejak terbit dengan format baru pada tahun 1996, hingga dilikuidasi dari peredaran pada tahun 2022," ujarnya saat bertemu Harian Umum Kabar Priangan di Tasikmalaya pada awal Juli 2015.

Ternyata, lanjut Kin, postingan cover-cover Tabloid Berita Mingguan ADIL dalam berbagai isu ketika zaman Orde Baru hingga Era Reformasi tersebut mendapat respons seru dari para mantan awak ADIL, mulai mantan wartawannya hingga eks pemimpin redaksinya.

Baca Juga: Ketua Parmusi Garut Nilai Visi Taqwa Kabupaten Garut Tak Jelas

"Banyak eks wartawan senior ADIL yang sebelumnya bekerja di Tabloid DeTIK turut berkomentar ketika saya posting cover misalnya Kerusuhan Situbondo pada 1996," ujar alumni Politeknik ITB (kini Politeknik Negeri Bandung) itu.

"Selanjutnya saling komentar dan berkisah mengenai suka duka yang terjadi di balik peliputan berita itu, cerita masa kerusuhan Mei 1998, hingga suksesi kepemimpinan Presiden Soeharto," tutur mantan karyawan salah satu perusahaan distributor itu.

De Volksrant, salah satu koran harian Belanda lawas koleksi Kin Sanubary.*
De Volksrant, salah satu koran harian Belanda lawas koleksi Kin Sanubary.*

Atas respons tersebut meskipun dirinya bukan orang intern ADIL, tetapi sebagai eks pembaca setia merasa bagian media itu. "Saya turut larut berbagi cerita dan kisah, sungguh menjadi nostalgia," kata pria yang pernah aktif di beberapa komunitas radio siaran radio luar negeri (SW).

Baca Juga: Jelang Peresmian oleh Presiden Jokowi, Objek Wisata Situ Bagendit Garut Dibenahi

Setelah itu masih melalui Facebook, dirinya rajin memunculkan koran-koran jadul yang dikoleksi. Terutama surat kabar dan tabloid terbitan Bandung yang kini sebagian besar sudah tak beredar lagi.

Sebut saja ia menggunggah Harian Umum Pikiran Rakyat (PR) tempo dulu, PR Edisi Ciamis, PR Edisi Cirebon, Mandala, Bandung Pos, Koran Sunda Kudjang, Giwangkara, Gala, Galura edisi baheula, Tabloid Dakwah Hikmah, Salam, dan lainnya.

"Ternyata mendapat respons yang luar biasa, bahkan dari pendiri dan para inohong koran tersebut termasuk tokoh-tokoh pers di Jawa Barat," tutur Kin seperti dimuat dalam Liputan Khusus Harian Umum Kabar Priangan terbitan 6 Juli 2015.

Baca Juga: Sampah di Waduk Jatigede Sumedang Timbulkan Bau Amis Menyengat, Begini Pengakkuan Warga Pesisir

Tak pelak akun Facebook Kin Sanubary pun menjadi ajang silaturahmi dan reuni. Bahkan ada yang berniat menerbitkan kembali media yang sudah lama vakum. 

Dalam perkembangannya, Kin lalu memublikasikan media-media ibu kota yang terbit dari Jakarta, khususnya tabloid hiburan. Ternyata responsnya lebih meluas dari berbagai kalangan. Termasuk dari kalangan selebriti, penulis, akademisi, anggota DPR yang dulunya pernah menjadi wartawan.

Hingga puncaknya mendapat apresiasi langsung dari Presiden Joko Widodo yang meninjau sebagian koleksi koran lawas Kin ketika Jokowi berkunjung ke Kantor Redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat di Bandung.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Senin 16 Mei 2022: Capricorn, Aquarius, Pisces. Bersiaplah Memulai Hubungan Baru

Kini, Kin pun menggunggah media-media cetak lawas itu tak cuma di FB, namun juga di akun Instagram Kin Sanubary. 

"Alhamdulillah, kiprah saya berimbas positif. Koleksi koran-koran jadul yang saya unggah bisa menjadi pengingat rindu, membuka nostalgia," ucap ayah tiga putra yaitu Iqbal Fathurachman, Ichsan Syamsul Alam dan Ikhwan Fakhrushiddik, dari pernikahan dengan Ny Kurnia Fatmawaty.

Sesungguhnya, dari kiprah Kin Sanubary tersebut lebih dari sekadar pengingat rindu dan nostalgia eksistensi media cetak zaman kejayaannya. Justru lebih dari itu karena dari jutaan lembar koleksi langka di rumah Kin tersimpan sejarah denyut kehidupan bangsa ini, bahkan dunia!*

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x