Holil menyebutkan, kalau pohon anggur sudah ada gejala terkena hama atau jamur dan telat sedikit saja tindakan kita, maka bisa fatal. Pohonnya bisa mati.
"Sedangkan pertumbuhannya kan harus terus karena pohon anggur itu harus mulai dibentuk dari awal supaya pembuahannya maksimal," kata alumni SMAN Majenang (kini SMAN 1 Majenang) itu.
Baca Juga: Dibalik Hikmah Pandemi Covid-19, Yosep Menjadi Petani Anggur Impor yang Sukses
Holil menanam anggur di halaman depan dan belakang rumah sehingga memudahkannya melakukan pemantauan dan proses perawatan. Lahan depan seluas 13x6 meter dan lahan belakang 15x7 meter.
Penanaman anggur juga harus menjaga jarak jarak minimal 2,5 meter, sehingga butuh lahan yang luas. Selain itu sinar matahari harus cukup.
Ia menyebutkan aktivitas sehari-harinya dalam membudidayakan anggur. Pagi-pagi sekitar pukul 06.00-07.00 biasanya memantau tanamannya dengan pemangkasan, pemupukan, penyemprotan, tergantung kebutuhan.
Baca Juga: Bernilai Rp56 Triliun, Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap atau Cigatas Mulai Dikerjakan Tahun Ini
"Dengan memantau terus setiap hari, kita jadi mengetahui kebutuhannya (pohon anggur) kira-kira apa, ada masalah apa. Kalau ada gejala tak subur daunnya terlihat kuning atau terganggu, mungkin kurang nutrisi, kena hama atau apa, nah itu tindakan apa yang dibutuhkan," ucapnya.
Selanjutnya, pada siang hari ia biasanya melakukan pemangkasan, merapikan tunas-tunas baru yang baru tumbuh. Lalu sore hari kadang ada penyemprotan. "Penyemprotan kalau tidak dilakukan pagi ya sore, biasanya seminggu sekali. Pemupukan juga seminggu sekali," tutur Holil.