Kapolres menambahkan bahwa hasil autopsi dari tim forensik dapat terlihat adanya luka akibat benda tumpul di bagian tubuh korban.
Tapi apakah hal itu menjadi penyebab kematian korban, pihaknya enggan memberikan penjelasan, karena hal tersebut hanya boleh dijelaskan oleh ahli.
"Untuk apakah luka tersebut menjadi penyebab kematian, biar ahli yang akan menyampaikan," jelasnya.
Pada saat bersamaan, hari ini telah dilakukan autopsi pada jenazah santri yang tewas diduga dianiaya, oleh tim forensik Polda Sumsel selama enam jam.
Hasil autopsi, menjadi sangat penting untuk pemenuhan materi proses penyelidikan ke tahap selanjutnya.
Baca Juga: Jatuh Saat Mencuci, Seorang Perempuan Korban Tenggelam di Sungai Cikunten Tasikmalaya
Dari hasil olah TKP dan pra-rekonstruksi yang dilakukan tim Satreskrim Polres Ponorogo, ditemukan sejumlah barang bukti yang diduga digunakan dalam insiden penganiayaan tersebut.
Seperti diketahui, Kasat Reskrim Polres Ponorogo, AKP Nikolas Bagas Saputra mengatakan, peristiwa dugaan penganiayaan terhadap santri AM itu disebabkan karena ada kesalahpahaman antara korban AM dengan dua terduga pelaku saat berkegiatan Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).
"Lalu ada dua korban lain jenis kelaminnya laki-laki dalam peristiwa ini dan mereka sehat bisa melanjutkan pembelajaran," kata dia.