Network
KABAR PRIANGAN - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kini dalam tekanan dan sorotan hebat rakyatnya. Salah satu institusi garda penegak hukum itu justru dihantam tiga perkara hukum besar dalam waktu berdekatan. Imbasnya, berdasar hasil sejumlah survey kepercayaan publik pun turun drastis.
Awalnya, kasus (Mantan) Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang didakwa perkara dugaan pembunuhan berencana terhadap anak buahnya sendiri sesama anggota Polri, Brigadir J, dalam kasus polisi tembak polisi.
Masih panas pembicaraan dan berita kasus tersebut, muncul kasus lain yang juga melibatkan anggota Polri yaitu Tragedi Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu 1 Oktober 2022.
Insiden yang mengakibatkan 132 orang meninggal, ratusan luka-luka, dan berbagai fasilitas umum hancur itu mendapat perhatian internasional. Terutama karena sikap petugas polisi yang mengeluarkan gas air mata meski hal itu dilarang dalam statuta FIFA.
Buntut Tragedi Stadion Kanjuruhan itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menetapkan enam orang tersangka tiga diantaranya anggota Polri. Selain itu Kapolri juga mencopot Irjen Nico Afinta sebagai Kapolda Jawa Timur dan diganti oleh Irjen Teddy Minahasa Putra yang sebelumnya menjabat Kapolda Sumatera Barat.
Masalah selesai? Belum. Masalah baru muncul karena Nico diganti dengan orang yang bermasalah. Hanya empat hari setelah menduduki jabatan baru, ia malah diduga terlibat kasus narkoba sehingga ditangkap Divisi Propam Polri. Polri pun dianggap membuat blunder dengan memilih orang yang tidak tepat menduduki jabatan yang tengah jadi sorotan, Kapolda Jatim.
Tak heran, dengan rangkaian kasus kelas berat tersebut membuat Kapolri Listyo geram. Saat menyampaikan arahannya dalam upacara serah terima jabatan (Sertijab) sembilan kapolda di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Selasa 18 Oktober 2022, ia mewanti-wanti kepada para kapolda yang baru dilantik itu untuk segera bekerja.
