Waduk Jatigede Sumedang Mengering, Pemukiman Warga Hingga Makam Keramat Muncul ke Permukaan

4 Oktober 2023, 10:21 WIB
Terlihatnya kembali pemukiman warga yang dulu ditenggelamkan akibat penyusutan air di Waduk Jatigede Sumedang. /Antara/

KABAR PRIANGAN – Waduk Jatigede di Sumedang mengalami dampak kekeringan akibat kemarau panjang, salah satu waduk buatan terbesar di Indonesia itu telah kehilangan banyak debit air.

Hal ini mengakibatkan beberapa tempat yang ikut tenggelam saat pembuatannya kembali terlihat. Sebut saja pemukiman warga, jalan penghubung di Sumedang, hingga makam keramat.

Menurut warga sekitar, sudah tiga bulan waduk Jatigede yang berkapasitas tampung 979,5 meter kubik air itu mengalami penyusutan. Tak heran jika kemudian pemukiman warga di Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja kembali terlihat.

Begitu pun jalan yang menghubungkan Wado dengan Garut, serta pasir tempat makam keramat Buyut Putih. Sebelumnya, penyusutan yang sama parahnya pernah terjadi pada 2018 silam.

Baca Juga: Kedai Kopi Paling Romantis di Sumedang, Berhawa Sejuk Cocok untuk Menyepi

Waduk Jatigede dibuat pada tahun 2015 dan baru bisa beroperasi dua tahun kemudian. Meski demikian, waduk ini telah direncanakan sejak zaman Hindia Belanda.

Saat itu pemerintahan Hindia Belanda sudah mencanangkan pembangunan waduk di aliran Sungai Cimanuk, termasuk Waduk Jatigede. Hanya saja saat itu rencana tidak terealisasi karena masyarakat Sumedang menentangnya.

Tercatat ada 28 desa yang masuk menjadi area genangan Waduk Jatigede, desa-desa tersebut tersebar di Kecamatan Darmaraja, Kecamatan Wado, Kecamatan Jatigede, dan Kecamatan Jatinunggal.

Dengan anggaran hingga 467 juta USD atau setara sekitar Rp6,5 triliun, Waduk Jatigede dibangun dan penggenangan pertamanya dilakukan tahun 2015 setelah diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat saat itu, Basuki Hadimulyono.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Tentang Sejarah Tahu Sumedang, Ternyata Begini Asal Usulnya

Fungsi utama dari Waduk Jatigede adalah untuk irigasi dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berdaya 110 Megawatt.

Setidaknya ada 90.000 hektar lahan pertanian di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Majalengka yang menerima manfaat dari waduk ini, serta air bersih hingga 3.500 meter kubik per detik untuk warga sekitar.

Fungsi lain dari waduk Jatigede adalah untuk pariwisata, panorama indah dari hamparan air serta fasilitas lain yang dibangun di sekitar waduk sangat menarik untuk dikunjungi.

Selain tempat ibadah, rumah makan, tempat istirahat, serta beberapa titik untuk berfoto, berdirinya Monumen Kujang Sapasang yang menjadi salah satu ikon Provinsi Jawa Barat juga mampu menarik wisatawan.

Baca Juga: Wisata Kuliner di Sekitar Tol Cisumdawu Sumedang. Ini 4 Tempat Makan Dekat Exit Tol yang Viral di Medsos

Meski demikian, Waduk Jatigede memberi akibat sosial dan persoalan lain yang cukup kompleks.

Dilansir dari situs sisemar.sumedangkab.go.id, terdapat relokasi besar-besaran pada enam belas ribu warga Kabupaten Sumedang yang terdampak, hingga puluhan situs kebudayaan Sunda sejak abad ke-8 hingga Kerajaan Pajajaran yang terancam tenggelam.***

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler