Goa Lalay di Padaherang, Pangandaran Bakal Jadi Wahana Wisata Fauna

- 25 Februari 2021, 11:19 WIB
Goa Lalay di Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran
Goa Lalay di Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran /kabar-priangan.com/ Agus Kusnadi/

KABAR PRIANGAN - Kabupaten Pangandaran dikenal memiliki banyak objek pariwisata. Tak hanya objek wisata bahari seperti Pantai Pananjung, Batu Hiu, dan Taman Laut serta wahana pariwisata bahari lainnya.

Pangandaran juga memiliki objek wisata destinasi goa dengan pemandangan yang tak kalah indah. Salah satunya adalah Goa Lalay yang kini tengah dikembangkan masyarakat setempat untuk dijadikan kawasan wisata fauna.

Goa Lalay terletak di Dusun Babakansari RT 03/05, Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Baca Juga: Dahnil Anzar: Dibalik Banjir Ada Momen Kebencian Politik

Konon, goa ini ditemukan pada 1823. Disebut Goa Lalay karena goa ini banyak dihuni binatang lalay (kelelawar). Kelelawar adalah salah satu mamalia yang kedua kakinya dapat berkembang menjadi sayap.

Sekretaris Desa Ciganjeng, Kematan Padaherang Yuyuk Ruhijar mengatakan, selain akan dikembangkan sebagai objek wisata fauna, Goa Lalay juga telah menjadi sumber perekonomian masyarakat setempat.

Menurut Yayuk, pengelolaan Goa Lalay selama ini dikakukan oleh masyarakat yang tegabung dalam Persaudaran Penjaga Goa Lalay Kedung Palungpung.

Baca Juga: Tendangan Salto Delle Ali saat Tottenham vs Wolfesberger AC Mampu Bawa Timnya Menang Telak

"Pengelola Goa Lalay sudah lama memproduksi pupuk yang berasal dari kotoran hewan kelelawar itu. Bahkan masyarakat sekitar, sudah banyak yang menggunakan pupuk kotoran kelelawar dari Goa Lalay untuk produksi pertanian kebun dan sawah," kata Yuyuk.

Yuyuk mengungkapkan, hasil tanaman yang diolah menggunakan pupuk kotoran kelelawar dari Goa Lalay tidak kalah dengan tanaman yang diberi pupuk produksi pabrikan.

Tak hanya masyarakat setempat yang menggunakan pupuk dari kotoran kelerawar, konsumen dari luar daerah seperti Bandung pun sering memesan kotoran kelelawar dari Goa Lalay.

"Untuk harga eceran pupuk kotoran dari Goa Lalay dijual dengan harga Rp1.500 setiap satu kilogram. Hasil dari penjualan kotoran hewan kelelawar itu dijadikan sebagai uang kas oleh pengelola." katanya.

Baca Juga: Begini Ternyata Perbedaan Mutiara Laut dan Mutiara Tawar

"Kami pemerintah desa setempat mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian Goa Lalay jangan sampai rusak," sambung Yuyuk.

Yuyuk optimistis jika pengelolaannya dilakukan secara maksimal dan ada keterlibatan pemerintah, Goa Lalay akan berkembang menjadi objek wisata menarik dan menjadi sumber perekonomian masyarakat.

Goa Lalay yang berbentuk batuan stalaktit dan stalagmit memiliki kedalaman 120 meter dengan lebar 35 meter dan tinggi 20 meter.

Jika pernah berjalan-jalan masuk ke dalam goa, akan banyak dilihat bebatuan yang berlapis atau menonjol lancip ke bawah. Itulah yang dinamanan stalakmit dan setalaktit.

Dikutip dari berbagai sumber stalagmit dan stalaktit terbentuk dari kumpulan kalsit atau kalsium karbonat yag berasal dari air yang menetes. Proses ini berlangsung ratusan tahun.***

 

 

 

 

Editor: Sep Sobar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah