Pihaknya tak kesulitan dalam pemasaran karena buah belimbing banyak dibutuhkan termasuk oleh supermarket. Terlebih ketika pasar sudah memercayai kualitas barang. "Belimbing dikirim ke Cirebon seminggu sekali, selain dikonsumsi untuk keperluan di Mulyasari," ujar Asep didampingi istrinya, Ny Wawat Herawati, kepada kabar-priangan.com/ Harian Umum Kabar Priangan, baru-baru ini.
Jeruk juga sering panen namun sebagian besar untuk konsumsi di RM Mulyasari. Misalnya untuk minuman jus atau es jeruk yang dipesan pengunjung. Sedangkan durian masih perlu waktu untuk dinimati buahnya. "Durian sih baru berbunga karena biasanya butuh waktu tiga tahunan untuk berbuah," kata Asep yang juga warga setempat itu.
Baca Juga: Memasuki Bulan Rajab Bulan yang Dimuliakan, Berikut Amalan-amalan yang Dianjurkan
Selain buah-buahan, ada juga sayur-sayuran seperti tumbuhan untuk lalapan, tomat, cabai rawit, mentimun, dan lainnya. Sayur-sayuran tersebut dipakai untuk menu makanan pengunjung RM Mulyasari.
Sayuran tersebut biasanya diundeur (dipetik) setiap hari, tapi belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan RM Mulyasari yang cukup banyak. "Sejumlah sayuran lain juga masih membeli dari luar, misalnya genjer untuk oseng-oseng," ujar Asep yang juga Direktur Akademi Maritim Indonesia/AKMI Suaka Bahari Cirebon itu.
Fasilitas yang menjadi penunjang konsep agrowisata lainnya di kawasan tersebut adalah peternakan. Di ujung lahan, terdapat kandang kambing jenis boer.
Baca Juga: Buruh di Sumedang Mulai Terancam PHK, Begini Penjelasan Kepala Disnakertrans
Sejauh ini ada sembilan ekor kambing di kandang yang telah anakan, namun telah disiapkan kandang baru yang dapat menampung lebih banyak. "Awalnya kandang kambingnya kecil dan sederhana, namun sekarang cukuplah lumayan untuk menampung 60 ekor," ujar Asep.
"Kotoran kambing diolah lagi digunakan untuk pupuk sehingga tumbuhan di lokasi ini pupuknya pupuk organik. Alhamdulillah lokasi tanahnya sangat subur," ucap Asep menambahkan.