Dengan anggaran hingga 467 juta USD atau setara sekitar Rp6,5 triliun, Waduk Jatigede dibangun dan penggenangan pertamanya dilakukan tahun 2015 setelah diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat saat itu, Basuki Hadimulyono.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Tentang Sejarah Tahu Sumedang, Ternyata Begini Asal Usulnya
Fungsi utama dari Waduk Jatigede adalah untuk irigasi dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berdaya 110 Megawatt.
Setidaknya ada 90.000 hektar lahan pertanian di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Majalengka yang menerima manfaat dari waduk ini, serta air bersih hingga 3.500 meter kubik per detik untuk warga sekitar.
Fungsi lain dari waduk Jatigede adalah untuk pariwisata, panorama indah dari hamparan air serta fasilitas lain yang dibangun di sekitar waduk sangat menarik untuk dikunjungi.
Selain tempat ibadah, rumah makan, tempat istirahat, serta beberapa titik untuk berfoto, berdirinya Monumen Kujang Sapasang yang menjadi salah satu ikon Provinsi Jawa Barat juga mampu menarik wisatawan.
Meski demikian, Waduk Jatigede memberi akibat sosial dan persoalan lain yang cukup kompleks.
Dilansir dari situs sisemar.sumedangkab.go.id, terdapat relokasi besar-besaran pada enam belas ribu warga Kabupaten Sumedang yang terdampak, hingga puluhan situs kebudayaan Sunda sejak abad ke-8 hingga Kerajaan Pajajaran yang terancam tenggelam.***