Mantan Aktivis Unsil Turun Gunung dan Membentuk Presidium. Pastikan Pilrek Unsil Berlangsung Tanpa Intervensi

27 Desember 2021, 09:49 WIB
Mantan aktivis Unsil berbagai angkatan berkumpul membentuk Presidium untuk memantau jalannya Pilrek Unsil, Minggu 26 Desember 2021.* /kabar-priangan.com/Irman Sukmana/

KABAR PRIANGAN - Pemilihan Rektor Unsil semakin menyedot perhatian. Para mantan aktivis dan matan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) Unsil pun ikut “turun gunung”.

Mereka menggelar pertemuan di Loger Cofee, Jalan Panglayungan Kota Tasikmalaya, Minggu 26 Desember 2021. Dalam pertemuan itu, mereka pun membentuk Presidium untuk memantau dan mengawasi jalannya Pilrek Unsil.

Umumnya mereka yang mengatasnamakan Presidium Demisioner Mantan Ketua BEM dan BLM itu terpanggil untuk memastikan Unsil terbebas dari intervensi maupun kepentingan politik yang kontraproduktif.

Baca Juga: Mengenal Teh Hijau di Kaki Gunung Cakrabuana Sumedang, Diolah Petani Secara Tradisional, Rasanya? Selangit

"Ikatan batin dan emosinal kami dengan almamater tentu tak bisa dilepaskan begitu saja,” kata Mantan Ketua Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) Unsil 1997, Dani Kurnia Ramadan yang ditunjuk sebagai jubir Presidium itu.

Makanya, kata Dani, ketika ada agenda Pilrek, dirinya dan para aktivis memiliki tanggung jawab moral untuk ikut memantau dan mengawal pelaksanaanya agar berjalan fair serta terbebas dari intervensi dan kepentingan politik.

Selain Dani Kurnia, tampak hadir dalam pertemuan yang berlangsung spontan itu diantaranyaa Rifki Andrehansyah (Wakil ketua BEM 2019), Asep Azwar Lutfi (Ketua BEM 2011), Rijki Nurazis (Ketua BEM 2012).

Baca Juga: Tiga Ganda Putra Muda Indonesia Siap Saingi Pemain Senior di Turnamen Bulutangkis Papan Atas

Hadir pula Agung Firmasyah (Ketua BEM 2003 2004), Lingga Sastrawijaya (Ketua DLM  2013) serta sejumlah aktivis Unsil mulai Ahmad Arifin Jaber, Irfan Ramdani dan sejumlah aktivis lain.

Pertemuan itu pun turut terpicu lantaran munculnya statemen dari salah seorang anggota IKA Unpad, Basuki Rahmat yang menyebut Unsil disebut tidak pro perubahan jika tidak menerima atau mengakomodasi kandidat dari ekternal Unsil dalam bursa Pilrek kali ini.

Menurut Agung Firmansyah yang ditunjuk jadi Ketua Presidium, pernyataan Basuki menjadi salah satu bentuk tendensi dan intervensi yang sangat tidak diharapkan.

Baca Juga: Kolonel Infanteri Priyanto, Tersangka Tewasnya Dua Sejoli Korban Tabrak Lari di Nagreg, Ini Fakta-faktanya

Mereka juga menangkap kesan semacam kesangsian terhadap kemampuan SDM di internal Unsil.

"Jadi kalau ada statemen seperti itu, kami memandangnya lebih pada tendensi bahwa pihak luar mengintervensi dan cenderung menyangsikan potensi SDM Internal Unsil," ujar dia. 

Padahal menurut dia, Unsil bisa berkembang sebesar ini karena banyak memiliki SDM yang berkualitas dan dukungan kolektif civitas akademika yang tak kalah besar dan mumpuni.

Baca Juga: Akhmad Dimyati Mengaku Prihatin atas Kasus yang Dialami Herman Sutrisno, Tapi Hukum Harus Dihormati

Makanya, presidium berharap pilrek berjalan normal dan berkomitmen untuk mendorong siapapun bersaing secara fair dengan mengedepankan politik kampus yang elegan dan sarat dengan adu gagasan tanpa intervensi yang justru bisa merusak marwah Unsil itu sendiri.

Melalui pertemuan itu, presidium sangat berharap agar Pilrek Unsil bisa jadi momentum guna menguatkan seluruh stakeholder untuk sama-sama mamajukan Unsil.

“Serta mendorong kehadiran Unsil agar bisa memberi manfaat lebih besar untuk masyarakat,” katanya.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler