Mengembangkan Literasi sebagai Budaya Positif di Sekolah

- 29 Juni 2021, 10:05 WIB
Eti Nurhayati,S,S.,M.Pd, guru SMPN 1 Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya.
Eti Nurhayati,S,S.,M.Pd, guru SMPN 1 Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya. /Dok SMPN 1 Sariwangi TSM/

Apabila budaya positif sudah diterapkan, maka diharapkan karakter siswa yang literat terbentuk tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi juga di lingkungan masyarakat.

Baca Juga: Dampak Pemberitaan Covid- 19 yang Gencar, Pusat Kota Tasikmalaya Bak Kota Mati

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan sikap/ budi pekerti siswa melalui budaya baca tulis, sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat.

Untuk menumbuhkembangkan kesadaran berliterasi, perlu kerjasama yang solid dari berbagai pihak, di antaranya guru, dan orang tua dengan memberikan dorongan/ motivasi pada siswa.

Meskipun pada dasarnya motivasi intrinsik dipandang lebih utama, namun motivasi ekstrinsik tetap diperlukan agar budaya positif tersebut terlaksana dengan baik.

SMP Negeri 1 Sariwangi  merupakan salah satu sekolah yang melaksanakan kegiatan literasi sebagai sebuah budaya positif di sekolah.

Baca Juga: Tertimpa Pohon, Rumah Warga di Sodonghilir Tasik Rata dengan Tanah

Kegiatan ini terdiri dari membaca senyap (membaca buku non pelajaran pada awal pembelajaran), readathon (kegiatan membaca secara massal yang biasanya dilaksanakan sebulan sekali), mereview buku (setiap selesai membaca satu buku maka siswa membuat review buku) dan presentasi (siswa yang sudah membuat review buku mempresentasikannya, baik di hadapan rekan satu kelompok, maupun pada kegiatan readathon).

Inilah aktivitas rutin yang menjadi agenda kegiatan GLS SMPN 1 Sariwangi:

  1. Pembimbing Literasi melakukan pertemuan dengan siswa anggota GLS untuk memotivasi mereka supaya mau membaca buku selain buku pelajaran.
  2. Pembimbing mengarahkan siswa untuk memilih buku yang akan dibacanya dengan memberikan contoh seperti novel atau kumpulan cerita pendek.
  3. Pembimbing memberikan teori secara bertahap tentang teknik membuat review buku, diawali dengan membuat review buku dengan menggunakan teknik Fishbone disertai teknik review lainnya pada waktu berikutnya.
  4. Siswa diminta untuk mengumpulkan review tersebut setiap selesai membaca satu buku.
  5. Setiap minggu kedua diselenggarakan READHATON. Perwakilan dari anggota GLS mempresentasikan buku yang telah dibacanya dengan membawa hasil review bukunya.
  6. Setiap minggu ketiga seluruh anggota GLS secara berkelompok wajib mengumpulkan reviewnya dan mempresentasikannya dengan dibimbing oleh guru pembimbing masing-masing
  7. Menerbitkan buku antologi minimal satu buku dalam setahun.

Baca Juga: Catat! Ambulans Bagi Pasien Covid-19 Gratis

Halaman:

Editor: Sep Sobar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah