Paradigma Sehat adalah Filosofi dan Solusi

- 1 Juli 2021, 04:58 WIB
Dadan Yogaswara, S.KM.,M.KM., pengajar di STIKes Respati Tasikmalaya
Dadan Yogaswara, S.KM.,M.KM., pengajar di STIKes Respati Tasikmalaya /Dok STIKes Respati /

Sebagai ilustrasi, apabila ada penderita dirawat di ICU dengan ventilator selama 20 hari perawatan maka biayanya mencapai 300 juta, ini angka kerugian yang luar biasa. 

Jadi kalau mengandalkan penyelesaian kuratif maka biaya yang harus dikeluarkan tidak akan pernah cukup.

Kondisi ini mestinya bisa menyadarkan kita semua, pemerintah dan masyarakat bahwa pendekatan promotif (peningkatan kesehatan) dan pendekatan preventif (pencegahan) menjadi solusi terbaik dan efektif untuk mengurangi jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat Covid-19 dan juga bisa mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan/perawatan.

Baca Juga: Dampak Pemberitaan Covid- 19 yang Gencar, Pusat Kota Tasikmalaya Bak Kota Mati

Paradigma sehat atau cara pandang kesehatan sebagai investasi (health is an investment) agar masyarakat bisa sehat dan produktif secara sosial dan ekonomi yang berorientasi pada upaya promotif dan preventif belum sepenuhnya dipahami dan dimaknai dengan baik.

Makna sehat dasar adalah sehat bukan segalanya tetapi tanpa kesehatan semuanya menjadi tidak berarti (health is not everything but without health everything is nothing). 

Sampai saat ini paradigma sakit yang berorientasi pada upaya kuratif dan rehabilitatif masih dominan.

Padahal sifat dari kuratif adalah hanya untuk menyelematkan supaya tetap hidup (just for survival) dengan kurang mempertimbangkan dampak dari akibat sakit tersebut berupa kecacatan, kerugian ekonomi, dan kematian.***

 



Halaman:

Editor: Sep Sobar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah