Paradigma Sehat adalah Filosofi dan Solusi

- 1 Juli 2021, 04:58 WIB
Dadan Yogaswara, S.KM.,M.KM., pengajar di STIKes Respati Tasikmalaya
Dadan Yogaswara, S.KM.,M.KM., pengajar di STIKes Respati Tasikmalaya /Dok STIKes Respati /

Baca Juga: Kapal Nelayan Karam di Perairan Garut, 3 ABK Hilang, 6 Selamat

Kasus di Jawa Barat sebanyak 373.074 orang , meninggal 5.150 (1,38%). Kota Tasikmalaya 8.322 orang, meninggal 227 (2,73%).

Bedasarkan angka ini menunjukan bahwa kematian pasien covid-19 di Kota Tasikmalaya lebih tinggi di banding dengan angka kematian nasional.

Meningkatnya kasus covid yang tersebar diberbagai wilayah menimbulakan persmasalahan yang luar biasa, di antaranya adalah kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan, tempat rujukan penuh, ketersedian temat tidur kurang, dengan keterisian tempat tidur penuh disemua fasilitas kesehatan penanganan covid.

Ketidakseimbagan daya tampung fasilitas kesehatan dengan peningkatan kasus Covid-19 menyebabkan banyak penderita yang tidak bisa dirawat atau ditangani secara medis, sehingga angka kematian semakin banyak.

Baca Juga: GARUT Bersama 10 Kabupaten/ Kota di Jabar Berstatus Zona Merah

Berdasarkan kondisi ini maka penanganan kasus Covid-19 dengan pendekatan kuratif atau pengobatan dan perawatan tidak akan mampu untuk menyelesaikan masalah kesakitan dan kematiannya karena banyak penderita tidak bisa dirawat dan diobati. 

Pendekatan kuratif juga menimbukan dampak kerugian ekonomi (economic loss) yang sangat tinggi.

Biaya untuk pananganan Covid-19 ini dibutuhkan biaya yang sangat besar, dimana untuk biaya perawatan satu orang per hari untuk pasien dengan isolasi biasa sebesar Rp7 juta, untuk perawatan di ICU tanpa menggunakan ventilator/alat bantu nafas sebesar Rp12,5 juta, dan untuk perawatan ICU dengan ventilator/alat bantu napas sebesar 15 juta.

Baca Juga: Banyak Warga Langgar Prokes, Wali Kota Banjar: Apa Susahnya Pakai Masker

Halaman:

Editor: Sep Sobar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah