Asupan Gizi Buruk dan Risiko Anemia pada Ibu Nifas

- 24 Agustus 2021, 09:52 WIB
Tupriliany Danefi, SST.,M.Kes Dosen Pengajar Stikes Respati
Tupriliany Danefi, SST.,M.Kes Dosen Pengajar Stikes Respati /Dok pribadi/

Menurut WHO, tingginya prevalensi anemia pada masa nifas dapat menyebabkan terjadinya kematian ibu bersalin atau nifas sebagai akibat komplikasi penanganannya.

Penulis: Tupriliany Danefi, SST.,M.Kes Dosen Pengajar Stikes Respati

ANEMIA Gizi merupakan masalah gizi yang sering dialami oleh ibu nifas, karena pada masa nifas terjadi kehilangan darah yang menyebabkan jumlah hemoglobin dalam tubuh menurun yang akhirnya menyebabkan sel sel tubuh tidak cukup mendapatkan pasokan oksigen.

Menurut WHO, tingginya prevalensi anemia pada masa nifas dapat menyebabkan terjadinya kematian ibu bersalin atau nifas sebagai akibat komplikasi penanganannya.

Sekitar 50% dari kematian di negara-negara berkembang disebabkan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh anemia defisiensi besi.

Baca Juga: Pemberlakuan Ganjil Genap di Kota Banjar Tuai Pro Kontra, Mantan Wakil Wali Kota Banjar Angkat Bicara

Pengaruh anemia pada masa nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi payudara.

Selain disebabkan oleh perdarahan, anemia pada ibu nifas juga bisa diperburuk dari asupan gizi yang kurang baik salah satunya bisa dikarenakan perilaku pantang makan dari ibu nifas hal ini merupakan hasil budaya masyarakat yang mengalami perubahan terus menerus hingga akhirnya menghasilkan perilaku makan yang salah dan menyebabkan masalah gizi.

Seharusnya ibu nifas tidak memiliki pantangan makan apapun, tetapi faktanya masih banyak ibu nifas yang melakukan pantang makan, misalnya makan yang amis amis. Padahal dengan memakan makanan yang amis amis, itu tandanya bahwa ibu mengkonsumsi protein.

Halaman:

Editor: Sep Sobar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah