Network
KABAR PRIANGAN - Untuk mengenang masa-masa saat kuliah di Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya, puluhan alumni jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) angkatan 1989 menggelar napak tilas sekaligus temu kangen di halaman kampus Unsil dan Hotel Metro pada Sabtu 20 Agustus 2022.
Kegiatan itu cukup mencuri perhatian warga karena rombongan kendaraan para alumni itu dikawal Polisi Militer, Polisi hingga mengerahkan satu unit kendaraan barracuda dan satu unit kendaraan humvee atau sejenis mobil hummer versi militer.
"Rombongan haji atau konvoi pengawalan pejabat militer apa eta teh," ujar Adeng seorang warga saat melihat iring-iringan rombongan di seputaran Jl. HZ Mustofa.
Baca Juga: Kemenag Umumkan Ada Beasiswa Belajar di Universitas Al-Azhar Mesir, Kuota Terbatas!
Namun Iwan warga lain yang tahu itu rombongan alumni Unsil mengaku tak heran dengan pelibatan aparat TNI maupun kendaraan yang identik dengan militer.
Sebab Unsil memiliki sejarah dan ikatan emosional dengan lembaga militer mengingat sang pendirinya merupakan tokoh militer yakni alm Letjen TNI (Purn) Mashudi.
Malah setiap mahasiswa baru di kampus itu selalu dikenalkan dengan kegiatan pendidikan militer dasar (Permildas) yang melibatkan TNI maupun Polri. Kini kegiatan itu diubah jadi PBN alias Pendidikan Bela Negara.
Baca Juga: Pemerintah Umumkan Pasien Cacar Monyet Pertama di Indonesia, Laki-laki Usia 27 Tahun
Nah mengenang kegiatan itu rupanya yang menginspirasi Taufik Wijaya, salah seorang alumni 89 hingga mengusulkan pelibatan aparat militer serta kendaraan tersebut.
Malah sebelum memasuki ruang acara, komandan dari Brimob sempat memimpin semacam apel dan diisi arahan-arahan yang kemudian dituruti para alumni termasuk Ketua Senat Unsil Prof.Deden Mulyana dan Dekan FEB Dr.Ade Komaludin M.Sc.
Ketua Ikatan Alumni Manajemen 89 Herizon Jasmara Putra tak menampik bahwa usulan adanya pengawalan dengan baraccuda datang dari Taufik yang muncul spontan pada malam hari sebelum acara digelar.
"Kami pikir bagus juga dan tak ada salahnya merasakan pengalaman dikawal kendaraan taktis dan identik dengan operasi anti huru hara itu," ujar Herison.
Selain konvoi dan melepas kangen dengan kawan sekelas setelah 27 tahun meninggalkan kampus itu, kegiatan turut diisi bakti sosial berupa santunan untuk yatim, petugas kebersihan di lingkungan Unsil dan lainnya.
Ia pun berharap melalui kegiatan itu, rasa memiliki terhadap almamaternya, tali silaturahmi dan sinergi antar sesama alumni dan lembaga itu semakin kuat terpelihara.
Hanya setelah terbentuk IKA, ia akan berusaha menguatkan organisasi sembari terus bersinergi dengan IKA FEB maupun IKA Unsil dalam merumuskan berbagai pemikiran atau gagasan dalam mendorong kemajuan Unsil ke depan.
"Bukan mustahil keberadaan IKA ini nanti bisa berkontribusi dalam membantu menyalurkan CSR dari perusahaan dimana mereka bekerja atau milik sendiri untuk membantu mahasiswa kurang mampu dalam bentuk beasiswa. Jadi temu kangen atau reuni ini jadi starting point," ujar dia.
Ketua Senat Unsil Deden Mulyana, Dekan FEB Ade Komaludin maupun Asep Budiman yang masih eksis jadi dosen sejak mereka menimba ilmu hingga kini turut mendapatkan karangan bunga dari para alumni tersebut.
"Kiprah para alumni yang membentuk ikatan ini tentu jadi benefit dan poin dalam akreditasi lembaga. Makanya kami berharap IKA ini terus eksis, tetap bahagia dan selalu bersinergi dengan lembaga," ujar Ade maupun Deden.***
