Network
KABAR PRIANGAN - Setiap guru dalam Kurikulum Merdeka kini dituntut mampu menerapkan pembelajaran proyek sebagai Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Melalui pelatihan ini diharapkan guru benar-benar dapat merencanakan pembelajaran proyek dengan tepat.
Berdasarkan survey di beberapa sekolah, penerapan pembelajaran proyek oleh guru di kelas masih terdapat kekeliruan.
"Kekeliruan bisa dilihat dari produk akhir yang masih berupa laporan, masih terkesan mirip dengan model Problem Based Learning dan melupakan arti pentingnya essential question sebagai sintaks awal dari kegiatan pembelajaran proyek peserta didik," kata Ketua Panitia Kegiatan Pelatihan Pembelajaran Proyek sebagai Upaya Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka, Ryan Ardiansyah, MPd, Selasa 4 Oktober 2022.
Baca Juga: Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Sekolah Dasar Digelar Disdik Kota Tasikmalaya
Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Kabupaten Tasikmalaya Riyadi Priyambodo mengatakan, guru mungkin sudah terbiasa merencanakan pembelajaran proyek,
tapi perlu direview apakah pelaksanaannya sudah tepat atau belum sehingga pelatihan seperti ini bisa menjadi wadah guru untuk merefleksi tentang rencana pembelajaran proyek yang telah dilaksanakannya.
Salah seorang perwakilan dari SMPN 1 Singaparna, Ina Ginayanti, S.Pd, menambahkan, adanya pelatihan rutin dari Jurusan Pendidikan Biologi, Unsil ini sangat membantu guru-guru IPA khususnya di Wilayah Barat Kabupaten Tasikmalaya dalam meningkatkan kompetensinya dalam mengajar terutama dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
Pembelajaran Proyek adalah suatu model pembelajaran yang menuntut adanya produk tangible (nyata) yang dihasilkan secara kolaborasi oleh peserta didik melalui serangkaian proyek. Pembelajaran proyek ini perlu dirancang oleh guru dengan tepat sehingga dimensi dan tema Profil Pelajar Pancasila bisa dipenuhi.
