Gaya Hidup Sedenter Jadi Ancaman di Era Disrupsi, Dr Gumilar Mulya: Pelatihan Kebugaran Jadi Solusi

- 4 November 2022, 22:41 WIB
Dr H Gumilar Mulya seusaimenyampaikan materi pada acara pendampingan dan pelatihan kebugaran jasmani bagi pelaku gaya hidup sedenter.*
Dr H Gumilar Mulya seusaimenyampaikan materi pada acara pendampingan dan pelatihan kebugaran jasmani bagi pelaku gaya hidup sedenter.* /Kabar-Priangan.com/Istimewa/

KABAR PRIANGAN - Perilaku gaya hidup sedenter (sedentary life style) telah menjadi isu penting di Indonesia maupun seluruh dunia. Hal ini karena kebiasaan itu telah terbukti menjadi faktor penyebab meningkatnya Penyakit Tidak Menular (PTM).

Pengertian gaya hidup sedenter adalah gaya hidup yang aktivitasnya sangat kurang.

"Orang dengan gaya hidup sedenter lebih sering duduk atau berbaring ketika melakukan berbagai aktivitas seperti membaca, mengobrol, menonton televisi, menggunakan telepon genggam atau komputer dan lainnya," kata Wakil Rektor II Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya, Dr H Gumilar Mulya, MPd, Kamis 4 November 2022.

Baca Juga: 43 Unit Motor Hasil Curanmor Diamankan oleh Polres Tasikmalaya Kota, Cek Kendaraanmu di Sini!

Menurut Gumilar, dengan meningkatnya PTM secara otomatis akan menghambat masyarakat memiliki kehidupan yang lebih baik. Malah berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2017, tercatat salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia dan dunia adalah PTM, seperti stroke, penyakit jantung dan diabetes mellitus.

"Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 dari Kementerian Kesehatan juga menunjukkan bahwa sebesar 24,1 persen penduduk Indonesia menjalani perilaku sedentari lebih dari enam jam dalam satu harinya," ujarnya.

Ditambahkan, terlebih perilaku gaya hidup masyarakat telah berubah seiring perubahan di era disurpsi atau revolusi industri 4.0.

Baca Juga: Booth PKL Warnai Kawasan Semi Pedestrian. Pedagang yang Tak Kebagian Lapak Mengeluh

Dampak negatif dari era disurpsi adalah terjadinya perubahan nilai budaya, diataranya aktifitas fisik/gerak manusia (movement culture) sudah mulai bergeser dikerjakan mesin/robot, serba otomatis dipicu oleh aneka kemudahan dalam kehidupan sehari hari di dukung oleh perubahan taraf hidup.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x