Deni menyebutkan, sebelumnya dirinya diundang ke ITB untuk memaparkan pendahuluan tentang Sakola Motekar Ciamis. Menurutnya, dengan adanya program ini para mahasiswa ITB dan Universitas Queensland Australia mendapat kesempatan untuk sama-sama belajar.
"Kami memainkan kaulinan barudak bersama para mahasiswa ITB dan Queensland Australia, ada pesan untuk memperkuat identitas anak-anak dan pemuda melalui kebudayaan," ujarnya.
Ditambahkan Deni, mengenai kiprah Sakola Motekar Ciamis dalam upayanya melestarikan budaya tidak pernah menutup kolaborasi dengan siapapun. "Selama ini kami tidak pernah menutup diri untuk berkolaborasi dengan siapa pun. Silahkan, termasuk pemerintah," tuturnya.
"Dengan kemandirian dan gotong royong yang dilakukan selama ini, secara tidak langsung kami melakukan promosi wisata, melestarikan kebudayaan lokal, memberikan pendidikan kemasyarakatan, peduli lingkungan, pertanian, pemberdayaan, kesehatan, UMKM dan seterusnya," ucap Deni menambahkan.
Adapun pesan dari kegiatan ini, selain tentang nilai kebudayaan yakni menanamkan nilai toleransi satu sama lain. "Semoga pesan toleransi bisa tertanam karena sudah berkali-kali berkolaborasi dalam bingkai seni budaya dan persaudaraan, termasuk dengan mahasiswa ITB dan Universitas Queensland Australia dalam kegiatan ini," ucap Deni.*
P