Sektor Ternak Bisa Jadi Andalan Ekonomi di Pedesaan

9 Februari 2021, 16:58 WIB
Sektor peternakan bisa menjadi salah satu penopang pemulihan ekonomi warga di pedesaan. /Nanang S/

 

KABAR PRIANGAN - Sektor peternakan bisa menjadi salah satu penopang pemulihan ekonomi warga di pedesaan.

Warga pemilik ternak, biasanya sangat terbantu disaat mengalami kesulitan ekonomi, dengan menjual ternaknya untuk menutupi kebutuhan.

Hal tersebut terbukti oleh warga di sejumlah desa di wilayah Kecamatan Wado, Cibugel dan Jatinunggal.

Demikian disampaikan Kepala UPTD Perikanan dan Peternakan wilayah Wado (meliputi wilayah Jatinunggal dan Cibugel) Ir Leti Nuryati, usai rapat Minggon di Kecamatan Jatinunggal, Selasa (9/2/2021).

Baca Juga: Buntut Pandemi Covid, Kemiskinan di Kota Tasikmalaya Naik Dua Persen

Ia menyebutkan, meski dilakukan secara tradisional, umumnya warga di pedesaan secara turun temurun sudah terbiasa memelihara ternak. Tradisi ini tentunya harus dipertahankan. Bahkan lebih jauhnya bisa dikembangkan.

Selain kultur dan geografis yang mendukung untuk memelihara ternak, petani atau kelompok tani di wilayah Wado, Jatinunggal dan Cibugel juga kerap mendapatkan bantuan ternak dari pemerintah daerah.

"Sebenarnya secara individu juga sudah banyak yang memelihara ternak seperti ayam, domba dan sapi. Tapi dengan adanya bantuan pemerintah daerah harus lebih mendapatkan hasil yang lebih," katanya.

Leti mengakui, tiga wilayah tersebut cocok untuk memelihara ternak ditambah antusiasme dan minat warga juga sangat tinggi terhadap sektor ternak. Ini dibuktikan hampir kurang lebih 70 persen warga di masing-masing kecamatan memiliki ternak peliharaan.

Baca Juga: Terdampak Covid, Pengusaha Makaroni Ini Menurunkan Produksinya Hingga 50%

"Misal kalau di Cibugel lebih cenderung memelihara ayam tapi ada juga yang memelihara domba serta sapi. Jatinunggal misalnya banyaknya populasi sapi dan Wado sama seperti hal nya Cibugel," tuturnya.

Terkait hubungannya dengan pemulihan ekonomi, sambung Leti, biasanya warga menjadikan ternak peliharaan nya sebagai tabungan.

Contoh, memelihara ayam merupakan tabungan jangka pendek, kemudian memelihara domba dijadikan tabungan jangka menengah sedangkan sapi sebagai tabungan jangka panjang.

"Jadi ketika menghadapi kesulitan keuangan, ada tabungan berupa ternak yang bisa dijual. Ini langkah tradisional yang masih berjalan di pedesaan," katanya.

Guna mendukung tradisi beternak di pedesaan tersebut, kata Leti, pihaknya secara reguler memberikan kajian teknis dan pendampingan pemeliharaan kesehatan pada ternak peliharaan warga.

Baca Juga: Setelah Sempat Retak akibat Pergeseran Tanah, Bangunan SD di Babakan Jeruk Akhirnya Ambruk

Dengan demikian keberadaan ternak bisa berkualitas dan menghasilkan produksi yang maksimal.

Sebagai informasi, kata Leti populasi domba di wilayah Kecamatan Jatinunggal sebanyak 4153 ekor dan kambing 1.097 ekor.

Kemudian di wilayah Kecamatan Wado populasi domba sebanyak 4453 ekor dan kambing 1224 ekor. Sedangkan di wilayah Cibugel populasi domba sebanyak 2983 ekor.

Sementara untuk populasi ayam, di Kecamatan Jatinunggal terdapat 64.027 ayam buras dan 6500 ekor ayam petelur.

Di Kecamatan Wado terdapat 69.219 ekor ayam buras dan ayam petelur sebanyak 2.500 ekor. Sedangkan di Kecamatan Cibugel terdapt 45. 726 ekor ayam buras dan ayam petelur sebanyak 3.250 ekor.***

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler