Network
KABAR PRIANGAN - Produsen mobil Jepang pernah menjadi pemimpin dalam teknologi kendaraan hybrid, tetapi kini tertinggal di belakang perusahaan Amerika Serikat di pasar kendaraan listrik dalam beberapa tahun terakhir.
Amerika Serikat merupakan pasar menggiurkan bagi produsen-produsen otomotif terutama kendaraan roda empat bagi merek-merek asal Jepang. Ketertinggalan ini tentu saja memacu para produesn tersebut untuk berinovasi mengahadapi kebijakan pemerintahan Joe Biden.
Biden bergerak menuju armada kendaraan pemerintah serba listrik bersama dengan rencana lain untuk mengurangi emisi di negaranya. Tentu akan menjadi peluang bagi para pabrikan otomotif membuat kendaraan ramah lingkungan.
Baca Juga: Mengenal Jenis Kopi Arabika dan Robusta
Di Jepang sendiri CEO baru Honda, Toshihiro Mibe, yang memimpin pada bulan April berbicara pada konferensi pers, mengatakan bahwa Honda berkomitmen untuk membantu pemerintah mencapai tujuan iklimnya yaitu pengurangan emisi sebesar 46 persen pada tahun 2030.
Pabrikan Honda mengharapkan 40 persen dari penjualannya secara global akan terdiri dari kendaraan bertenaga baterai-listrik (EV) dan sel bahan bakar (fuel cell vehicle/FCV) pada tahun 2030. Lalu pada 2035 menjadi 80 persen, dan 100 persen penjualan pada 2040.
Honda juga mengatakan akan berusaha untuk mewujudkan netralitas karbon untuk semua produk dan aktivitas perusahaan pada tahun 2050. "Saya percaya itu adalah tanggung jawab pembuat mobil untuk mencapai tujuan bebas karbon kami pada basis tank-to-wheel," kata Mibe seperti dilansir Reuters, dikutip dari Antara, Selasa (4/5/2021).
Baca Juga: Akibat Hilang Kendali, Mobil Pick Up Tabrak Kendaraan Barang di Jalan Raya Malangbong
Lanjut Mibe Honda akan menginvestasikan dana dengan total sekitar 5 triliun yen atau sekitar 46,3 miliar dolar AS untuk kepentingan penelitian dan pengembangan, termasuk elektrifikasi, selama enam tahun ke depan.***
