Daun Talas Cariang Kini Jadi Komoditas Ekspor

- 25 Juni 2021, 14:32 WIB
Sejumlah warga di wilayah Priangan Timur mulai melirik daun cariang atau kajar-kajar sebagai komoditas ekspor.
Sejumlah warga di wilayah Priangan Timur mulai melirik daun cariang atau kajar-kajar sebagai komoditas ekspor. /kabar-priangan.com/Irman S/

KABAR PRIANGAN - Sejumlah warga di wilayah Priangan Timur mulai melirik daun cariang atau kajar-kajar sebagai komoditas ekspor.

Tanaman sejenis talas yang banyak tumbuh di kebun atau hutan itu kini banyak diminati masyarakat Jepang, Australia hingga negara amerika untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku minuman herbal.

Entis Sutisna, salah seorang pengepul sekaligus pengolah daun talas di Desa Pasir Batang, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya mengakui bahwa dirinya hampir dua bulan ini mengolah daun cariang itu.

Baca Juga: 'Cat Lovers' Tak Hanya Monopoli Warga Perkotaan

Jadi yang diekspor adalah daun talas kering yang sudah dirajang.

"Katanya untuk bahan baku minuman herbal, obat-obatan atau apalah. Yang penting dapat uang lah saya mah," kata dia.

Apalagi banyak warga turut diuntungkan, dimana warga yang sering ngabolang ke hutan kini mendapat tambahan penghasilan dengan mengumpulkan daun caring.

Baca Juga: Kulineran Yuk! Nasi Tutug Oncom alias Nasi TO yang Menjadi Makanan Khas Tasikmalaya

Setiap satu kilogram daun cariang yang warga bawa dihargai seribu rupiah.

"Lumayan kan sembari berkebun, mereka bisa dapat penghasilan tambahan," kata Entis.

Permintaan akan daun cariang itu ia peroelh dari teman bisnisnya saat bulan ramadan.

Baca Juga: Destinasi Wisata Alam untuk Akhir Pekan di Tasikmalaya

Mendengar prospek dan peluang itu, dirinya mulai membuat mesin rajang dan mencari daun cariang yang dibutuhkan.

Dalam rentang lebih dari satu bulan, ia kini sudah mampu mengirim daun cariang kering di kisaran dua kuintal per minggu.

Harganya pun tergolong lumayan yakni berkisar antara Rp 14.000 hingga Rp 18.000 per kilogram.

Baca Juga: Iwan Saputra Abdikan Diri untuk Dunia Pendidikan

Selain Entis, sejumlah perajin lain di Priangan Timur seperti di Banjarsari, Sukaratu, Banjar, Sumedang, Rajapolah, Pangandaran dan daerah lainnya sudah lebih dulu merintis usaha tersebut.

"Selama ini, hasil produksi kami masih ditampung pengepul di daerah Surabaya. Namun dalam waktu dekat, insyaaloh bisa ada penampung di Bandung," kata dia.

Karena pasar ekspor daun talas yang sudah dikeringkan tersebut masih terbuka lebar, dia mengharapkan lahan yang belum produktif bisa dimanfaatkan untuk ditanami talas.

Baca Juga: Raja Philip dan Rombongan Kunjungi Kelurahan Kota Wetan Kabupaten Garut

Apalagi tanaman talas ini tidak membutuhkan perawatan yang rumit, dan bisa dipanen berkali-kali.

Semoga dengan adanya kebutuhan pasar yang masih cukup besar, petani di Jabar semangat untuk ikut berkontribusi mengambil peluang ini, yaitu dengan turut mengembangkan budi daya tanaman talas ini.***

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah