KABAR PRIANGAN – Baru dua hari pemberlakuan PPKM Darurat yang dimulai sejak Sabtu, 3 Juli 2021, dampaknya sudah terasa oleh para pelaku usaha mikro.
Para pedagang kecil pemilik warung makanan di sejumlah tempat, mengaku mengalami penurunan pembeli sejak diberlakukannya PPKM Darurat.
Sepinya pembeli atau pengunjung membuat pendapatan pedagang semakin anjlok. Hal ini diakui Ujang Rohaedi (48), salah seorang pemilik warung makan di perbatasan Wado-Cibugel, Sumedang, Minggu 3 Juli 2021.
"Sebelum PPKM Darurat, pembeli memang tidak terlalu ramai seperti waktu sebelum pandemi. Ditambah sekarang ada PPKM darurat, warung sepi sekali," ujar Ujang
Padahal, kata Ujang, biasanya pada hari Sabtu dan Minggu, warungnya banyak dikunjungi orang wilayah Wado maupun orang yang sedang dalam perjalanan untuk makan atau sekedar minum kopi dan jajanan lainnya.
"Pada hari ini saja yang makan atau sekadar singgah minum kopi hanya beberapa orang. Bisa dihitung jari. Dan jika melihat kendaraan yang melintas di jalan juga begitu sepi. Mungkin kondisi ini karena adanya PPKM darurat," kata Ujang.
Baca Juga: Jasad Juliadi, Warga Tasikmalaya Korban Tenggelam KMP Yunicee Ditemukan di Perairan Banyuwangi
Ujang mengakui, sepinya pembeli dalam kurun dua hari membuat pendapatannya berkurang hingga 70%.
Ia menyatakan, jika kondisi ini terus berlangsung hingga PPKM darurat berakhir, akan berdampak pada kesulitan ekonomi.
"Mungkin hanya bisa untuk menutupi kebutuhan makan sehari -hari keluarga saja. Tapi mudah-mudahan ke depannya keadaan bisa normal kembali," ucap Ujang.
Baca Juga: 10 Cara Terhindar dari Keluhan Pada Otot Rangka Saat Pembelajaran Daring di Rumah
Ia berharap, guna membantu mencegah kesulitan yang lebih parah, pemerintah daerah bisa membantu pedagang memberikan bantuan kebutuhan pangan.
"Harapannya selama ada PPKM kami mendapat bantuan agar bisa mencukupi kebutuhan keluarga kami," katanya.
Hal serupa dialami juga oleh para pedagang nasi di sepanjang jalan Lingkar Timur Jatigede.
Sihabudin (40) pemilik warung nasi di Ciboboko, Jatigede Sumedang mengungkapkan, sejak diberlakukannya PPKM Darurat, lalu lintas di ruas jalan lingkar timur Jatigede sangat sepi.
Sepinya lalu lintas berdampak pada minimnya pengendara yang mampir ke warung miliknya.
"Kalau lalu lintas sepi ya otomatis warung sepi. Warung kami kan mengandalkan mampirnya pengendara yang melintas," ucapnya.
Baca Juga: Ayo Daftar Program Sarjana Terapan Unpad, Pendaftaran Terakhir Sampai 5 Juli 2021
Ia mengatakan, setelah melihat kondisi lalu lintas sepi, dirinya menurunkan jumlah dagangan tidak menambah beban modal.
"Setiap orang yang berdagang di pinggir jalan biasanya berharap Sabtu dan Minggu bisa meraup keuntungan. Tapi karena kondisi begini, kami pun sulit mendapatkan untung," ujarnya.
Namun demikian, kata dia, bukan dirinya saja yang mengalami penurunan pembeli, melainkan hampir semua warung di sepanjang jalan lingkar Jatigede juga mengalami yang sama, merasakan sepinya pembeli.***