"Konsep vertical garden ini bisa jadi pilihan yang efisien bagi masyarakat yang tidak punya lahan luas," kata Gerd Wagner.
Malah lanjut Gerd Wagner dengan lahan pertanian yang masih cukup tersedia, produk pertanian di Indonesia seharusnya lebih bisa menghasilkan banyak komoditas untuk diekspor ke negara lain.
"Kita di Jerman yang hanya memiliki musim tanam selama enam bulan dalam setahun bisa, kenapa di Indonesia tidak bisa," kata Niklas.
Dr. Emma Rahmawati maupun Iskandar Mansyur, peneliti dari SPP dan SMPN 2 Tasikmalaya mengaku beruntung dilibatkan sebagai mitra lokal dalam menerapkan konsep vertical garden itu.
Program ini akan ditindaklanjuti oleh peserta didik dengan praktek di sekolah. "Hal penting dari praktek ini nantinya ada muncul kecintaan terhadap penghijauan dan edukasi mengenai pentingnya lingkungan yang tertata dan potensial menghasilkan pendapatan ke depannya,' ujar Islandar.***